Pesawat Wings Air (Medan-Gunungsitoli) |
Setelah, 45 menit terbang diatas lautan,
tibalah di Bandara Binaka yang ada di Gido, Kab. Nias. Bandaranya sangat
sepi sekali dan sejauh mata memandang yang terlihat adalah pohon kelapa. Yap. Karena
wilayah yang berupa kepulauan makanya banyak pohon kelapa. Dari Bandara Binaka
ini, perjalanan dilanjutkan menggunakan mobil untuk menuju Telukdalam (Kab.
Nisel) yang ditempuh kurang lebih 3 jam. Perjalanan ini pun dirasa sangat jauh
sekali dan sepi. Selama perjalanan ini yang terlihat lagi-lagi pohon kelapa, gunung,
permukiman, lautan, dan beberapa babi-babi yang berkeliaran. Kondisi jalan dari
Gunungsitoli menuju Telukdalam baik dan sangat lancar (ya iyalah wong jarang
yang lewat juga..hehe).
Bandara Binaka, Kab. Nias |
Sesampainya di Telukdalam langsung dong
istirahat dulu, saat itu mengambil penginapan di dekat pantai kalau tidak salah
namanya Wisma Yonnas. Di Nisel ini tidak banyak hotel/penginapan. Wisma Yonnas adalah
penginapan yang paling baik di Nisel (menurut saya) dan hotel ini juga menjadi
tujuan dari tamu-tamu yang berkunjung. Letaknya tidak jauh dari pusat
pemerintahan Nisel yang menjadi tujuan kami untuk survei.
Selama melakukan survei di Nisel, ada
banyak hal menarik untuk diceritakan, mulai dari kondisi alamnya, masyarakatnya,
potensi daerah dan budaya setempat yang ada. Hmm, saya mulai dari kondisi
alamnya yaa..hehe..
Kalau dilihat, Kab. Nisel ini merupakan wilayah
kepulauannya, yang terdiri dari 18 kecamatan dan memiliki 104 pulau besar kecil
dengan jumlah pulau yang dihuni berjumlah 21 buah dan yang tidak berpenghuni 83
buah. Pulau-pulau besar yang terluar meliputi Pulau Tanah Bala (39,67 km2),
Pulau Tanah Masa (32,16 km2), Pulau Tello (18,00 km2) dan
Pulau Pini (24,36 km2). Adapun penyebaran pulau-pulau menurut
kecamatan antara lain di Kecamatan Pulau-Pulau Batu 101 pulau (termasuk
Kecamatan Hibala), Kecamatan Lahusa 1 pulau, dan Kecamatan Loloawa’u 2 pulau. Nah,
dari banyaknya pulau-pulau di Nisel ini, dominasi penggunaan lahan yang paling
besar adalah hutan, hutan rakyat, dan perkebunan. Sebagian besar hutan disana
ditumbuhi oleh pohon kelapa, cokelat dan karet. Kemudian, dilihat dari kondisi fisik
wilayahnya, Kabupaten Nias Selatan adalah wilayah yang rawan dengan bahaya alam
seperti gerakan tanah, banjir, gempa bumi dan tsunami. Gerakan tanah yang
terjadi di Kabupaten Nias Selatan dipicu karena kemiringan lereng, litologi/batuan,
struktur geologi dan curah hujan yang tinggi. Hampir 90% wilayah di Kabupaten
Nias Selatan memiliki curah hujan yang tinggi yaitu 3000-3500 mm/thn. Dengan
curah hujan yang tinggi dan kondisi kemiringan lereng yang dibentuk oleh batuan
kurang kompak menjadi penyebab terjadinya longsor di Kabupaten Nias Selatan.
Kondisi Perkotaan Nisel |
Kondisi demografi Kab. Nisel dilihat dari
komposisi penduduknya, paling banyak adalah kelompok usia 0-9 tahun. Jumlahnya
mencapai 38.369 jiwa (usia 0-4 tahun) dan 40.031 jiwa (usia 5-9 tahun) di tahun
2011. Nah, kenapa lebih banyak anak kecil? Mungkin hal ini disebabkan karena
tidak ada hiburan di Kabupaten Nisel ini dan juga masih belum terjangkau
listrik seluruh wilayahnya. Maka dari itu banyak penduduk yang mencari hiburan
dengan memproduksi anak (hehe). Dan memang, pembuktian banyak anak kecil di
Kabupaten Nisel ini mudah terlihat sekali. Sewaktu survei kemarin, di sepanjang
jalan dan di depan halaman rumah banyak anak-anak kecil yang sedang bermain dan
berlarian. Bahkan mungkin bisa dibilang di Kabupaten Nisel ini lebih banyak
anak kecil berkeliaran dibanding dengan anak ayam yang berkeliaran..hehe. Nah,
selain jumlah anak kecil yang sangat banyak, ternyata masyarakat pun banyak yang
masuk dalam kategori keluarga pra sejahtera, jumlahnya besar sekali yaitu
mencapi 48.483 keluarga (tahun 2011). Kebayang dong, bagaimana kondisi disana. Sudah
wilayah kepulauan, jauh dari ibukota negara dan terisolir ditambah kemampuan
masyarakat yang masih tergolong rendah.
Pantai Nisel di sepanjang Jalan Telukdalam-Gn. Sitoli |
Akan tetapi, sebenarnya Kabupaten Nias
Selatan ini punya banyak potensi alam loh.. terutama di sektor perkebunan,
perikanan dan peternakan. Di sektor perkebunan yang paling menonjol adalah pada
komoditas cokelat dan kelapa. Hampir setiap kebun masyarakat ditanami pohon
ini. Tapi sayang, kemampuan masyarakat dalam pengelolaannya masih tradisional
sehingga hasilnya kurang optimal. Kondisi ini disebabkan karena keterbatasan
informasi dan pengetahuan masyarakatnya. Selain itu juga sulitnya dalam
memasarkan hasil produksi mereka. Apalagi di Kab. Nisel ini tidak ada satu pun
industri pengolahan dan semua hasil produksinya di bawa ke Sibolga (Sumatera
Utara) menggunakan kapal. Kemudian, di sektor perikanan, tidak usah diragukan
sekali, banyaakkk banget potensinya, mulai dari produksi ikannya sampai pantainya.
Produksi ikan yang memiliki komoditas tinggi adalah ikan kerapu. Banyak sekali
permintaan ikan kerapu dari negara Hongkong. Tapi lagi-lagi untuk perikanan
peralatan nelayan masih tradisonal banget. Kalau untuk tempat wisata pantai
yang terkenal itu ada di Pantai Lagundri dan Sorake. Daerah Pulau-Pulau Batu
merupakan tempat wisata bahari yang terkenal dengan keindahan lautnya yang
mengundang banyak wisatawan untuk berjemur dan menyelam.
Selanjutnya, di sektor peternakan yang paling banyak itu adalah babi. Binatang babi ini banyak dipelihara oleh masyarakat di Kabupaten Nisel, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun untuk acara-acara penting seperti pernikahan, kelahiran, kematian dan penyambutan tamu-tamu istimewa. Biasanya pada acara-acara besar tersebut, masyarakat menyembelih beberapa ekor babi sebagai bentuk penghormatan. Harga babi per ekornya berkisar Rp 1 Juta- Rp 2 Juta bergantung dari berat badannya. Katanya siy daging babi dari Nisel ini enak gitu.. tapi berhubung saya muslim jadi saya tidak memakannya.
Keunikan Nisel untuk tradisi budayanya
adalah lompat batu. Letaknya ada di Bawomataluo. Tradisi saat ini untuk lompat
batu, kalau ada pemuda nias yang berhasil melakukan lompat batu ini akan
dianggap dewasa dan matang secara fisik sehingga dapat menikah. Kadang orang
yang berhasil melakukan tradisi ini juga akan dianggap menjadi pembela desanya
jika terjadi konflik. (sayang waktu kesana ga sempet liat lompat batu..hiks
Oya, ada lagi yang menarik di Nias Selatan
ini. Hmm yaitu banyak juga laki-laki dan perempuan yang ‘good-looking’ juga
loh..hehehe.. sekilas sewaktu survei ada beberapa dari mereka yang berkulit
putih dan mirip kayak orang jepang. Hmm konon waktu jaman penjajahan siy,
wilayah nias diduduki oleh pemerintahan jepang.
Sekilas tentang lautan nias |
Pantai Telukdalam |
Kantor Bappeda Nisel |
Yap, that’s all about Nisel..
Hope can go to another place and will tell
story in my blog..have a nice live ^__^
4 comments:
kalo aku baca tulisan kamu,, dan ikut ujian geografi,, mungkin hasilnya ga akan bagus-bagus amat..
yes u're right, makanya kalo mau ujian geografi belajar dari literatur yg bener yak..:p
dalam rangka apa ke nias syifa??
good story!
halo mas avel, iya mas dalam rangka melakukan kerjaan di desa tertinggal..:)
Post a Comment