Jika saya mengingat
cita-cita saya di masa kecil maka cita-cita itu adalah menjadi seperti mama.
Entah kenapa dari kecil sudah ingin seperti mama, yang pasti saya tahu dari
kecil bahwa mama adalah orang yang paling setia, dermawan, pekerja keras dan
penyabar.
Mama lahir dari
keluarga yang bisa dibilang baik finansialnya. Rela melepas karir dan cita-cita
besarnya hanya karena permintaan papa untuk mengurus anak-anaknya. Yaa,
walaupun pernah sekali-dua kali mama suka mengkhayal membayangkan dirinya tidak
melapas karirnya.
Mama adalah orang
paling sabar dalam menjalani hidup. Mama selalu punya nasihat paling jitu untuk
menenangkan saya dari segala kegalauan dan ketakutan yang saya alami. Bahkan
mama pun selalu berusaha untuk menyamakan segala kasih sayangnya kepada
anak-anaknya. Mama sangat sabar dalam mendidik keempat anak perempuannya untuk tumbuh
besar menjadi anak yang sholehah, cantik, dan cerdas.
Bagi saya mama sangat
cerdas. Mama adalah orang yang cerdas dalam hal memasak. Saya sungguh salut
sama mama yang selalu memberikan saya makan langsung dari hasil masakannya.
Masakan yang penuh gizi dan bersih. Bahkan ketika urusan kegiatan sosialnya
sangat padat, mama selalu menyiapkan masakan sebelum pergi meninggalkan rumah. Bahkan
ketika mama sakit pun, mama selalu memaksakan dirinya untuk menyiapakan makanan
bagi orang rumah. Hingga saya usia 25 tahun, kalau mama harus pergi keluar kota
untuk beberapa hari, mama selalu menyiapkan makanan yang telah dibumbui untuk
saya goreng/panaskan. Selain itu, mama masih selalu menanyakan
setiap pagi kepada saya ingin dimasakan untuk makan malam saya. Ahh sungguh saya beruntung!
Makasih Allah.
Mama adalah orang
yang cerdas dalam mengurus anak. Kata orang mengurus tiga anak perempuan
bukanlah hal yang mudah, namun mama adalah seorang ibu yang mempunyai empat
anak perempuan. Tidak pernah kebayang betapa banyak pengorbanan waktu, tenaga
dan uang yang mama keluarkan untuk membesarkan anaknya. Kebutuhan anak
perempuan yang cenderung lebih banyak daripada anak laki-laki mampu mama penuhi
dengan caranya mengatur segalanya hingga saya dan saudara perempuan saya dapat
hidup dengan berkecukupan.
Mama adalah orang
yang cerdas dalam mengurus suami. Iyaa mama sangat telaten dalam mengurus
suami. Segala kebutuhannya dapat dipenuhi dengan sangat baik. Bahkan mama pun
mampu membuat papa mengajarkan islam lebih dalam dan membuat papa menjadi lebih
“flexibel”. Yap, waktu kecil saya merasa kalau mama adalah orang yang paling
baik sedangkan papa adalah orang yang saya takuti dalam kehidupan saya. Entah bagaimana
mama mampu merubah sifat papa, yang jelas papa lebih “friendly” kepada anaknya.
Dan Mama adalah orang yang cerdas dalam menanamkan nilai keislaman pada
anaknya. Cara mama mengajarkan islam selalu dilakukan dengan memberikan contoh
dan menghukum bila diantara kami anak-anaknya tidak menjalankan perintah agama.
Hingga saat ini, hal pertama
yang saya selalu saya cari saat saya pulang ke rumah adalah mama. Begitupun ketika
saya bangun tidur, yang selalu saya cari adalah mama. Rasanya spontan saja apa
yang saya lakukan itu. Mungkin karena terbiasa dari kecil yang selalu sama mama
sehingga menjadi kebiasaan saya.
Hmm, mama adalah
orang yang paling sangat saya sayangi melebihi apapun yang Allah Swt titipkan
kepada saya. Bahkan saya dari kecil sudah janji sama diri sendiri kalau saya
tidak akan pernah membuat mama kecewa dan marah sama saya. Sebisa mungkin untuk
selalu dekat dengan mama untuk menemani, menjaga, dan merawatnya. Mungkin saya
belum lah menjadi anak berbakti bagi mama tapi sebisa mungkin berjanji untuk
patuh dan penuhi pinta mama. Dan berharap menjadi seperti mama meskipun mama
selalu bilang untuk menjadi orang yang lebih dari mama. Insya Allah.
No comments:
Post a Comment