Assalamualaikum, Halooo, lama sekali
ya saya tidak update blog ini. Padahal banyak banget yang ingin di posting,
terutama tentang perjalanan yang telah saya lakukan. Yap, tentunya perjalanan
yang tidak terlepas dari urusan pekerjaan saya selama satu tahun belakangan
ini. Semoga semua cerita perjalanannya mampu saya tuliskan ya. Tentunya bukan
untuk sombong tapi sekedar menjadi “memory” bagi saya. Jadi ketika saya rindu,
saya bisa membaca catatan perjalanan saya.
Well, yang ingin saya cerita disini
tentang kunjungan saya ke Kabupaten Bangka Barat. Lebih dari 1 (satu) tahun
yang lalu saya mengunjungi Kabupaten Bangka Barat. Saat itu saya merasa excited tapi juga kesal dengan
perjalanan pekerjaan ini. Saya excited
karena saya tau kalau Kepulauan Bangka-Belitung indah sekali pemandangannya.
Sebelumnya saya sudah pernah ke Kabupaten Belitung jadi saya memiliki keyakinan
kalau Pulau Bangka pun sama indahnya dengan Pulau Belitung. Salain itu, yang
bikin saya juga merasa excited karena
list kabupaten yang belum saya kunjungi di Indonesia pun sedikit berkurang.
Hehehe. Nah, lalu apakah yang bikin saya kesal? Yap, tentunya perjalanan pekerjaan
yang cukup lama yaitu selama 2 minggu dan disaat bulan ramadhan. Sebenarnya sih
gak salah juga keluar kota di Bulan Ramadhan yaa..hehehe. Meskipun kesal pergi
di Bulan Ramadhan, saya tetap bisa menikmati perjalanan saya di Bangka Barat.
Tentu saja ini karena banyaknya tempat wisata yang menarik perhatian saya.
Nah, ada apa sih di Kabupaten Bangka
Barat?? Oke, Let’s check it out guys…
Pesanggrahan
Menumbing
Bangunan Pesanggrahan Menumbing
terletak di Bukit Menumbing, merupakan sebuah kastil yang dibangun pada masa
penjajahan Belanda di ketinggian 445 m dpl. Komplek villa atau pesanggrahan
peristirahatan pegawai perusahaan timah Bank Tinwinning Bedriff ini
diperkirakan dibangun pada tahun 1927. Tempat ini dulu dijadikan tempat
pengasingan Bung Hatta, Mr. Pringgodigdo, Komodor Surya Darma, Mr. Assa’at, Mr.
Ali Sastroamidjojo, Mr. Moch Roem, sejak tanggal 22 Desember 1948 s.d 7 Juli
1949 pada masa pasca proklamasi kemerdekaan RI. Pesanggarahan ini sekarang
telah dibangun beberapa fasilitas umum, seperti hotel, restoran, lapangan
tenis, karoke keluarga, sport track, kolam renang, gazebo, dan lain-lain.
Pesanggrahan
Muntok
Pesanggrahan ini terletak di Kota
Muntok, dibangun pada tahun 1927 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Gedung ini
merupakan salah satu tempat bersejarah karena disinilah Presiden Pertama RI,
Ir. Soekarno pernah diasingkan selama lebih dari lima bulan (Februari – Juli
1949). Dari gedung inilah beliau bersama-sama dengan para pemimpin dan pejuang
bangsa pada masa itu seperti Moh. Hatta, Mr. Ag. Pringgpdogo, Mr. Assa’at,
Komodor Surya Darma, Mr. Ali Sastoamijoyo, Mr. Moh. Roem, melanjutkan perjuangan
melawan pemerintahan kolonial guna mempertahankan kemerdekaan NKRI yang telah
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Masjid
Jami
Masjid ini terletak di Kecamatan
Muntok, berdiri pada tahun 1879 (1300 H). Masjid ini merupakan masjid tertua di
Kepulauan Bangka Belitung. Masjid ini dibangun oleh H. Abang Muhammad Ali
(bergelar Tumenggung Kertanegara II), dibantu oleh H. Nuh dan H. Ya’kup serta
masyarakat muntok.
Kelenteng
Kung Fuk Miaw
Kelenteng ini merupakan kelenteng
pertama di Muntok dari Mayor A Tiam, didirikan oleh bangsa Cina Kuatang dan
Fu-Kien pada tahun 1820.
Rumah
Mayor
Rumah Mayor Muntok dibuat pada zaman
penjajahan Belanda. Rumah ini dulunya ditempati oleh seorang Mayor dari
keturunan Cina. Tempat bersejarah ini terletak di Pasar Kota Muntok dan
berjarak 0,9 km dari pusat Kota Muntok.
Museum
Timah Indonesia
Awalnya gedung ini bernama Hoofdbureau
Banka Tinwinning Bedriff dan sekaligus pusat pemerintahan (residen)
Belanda di Pulau Bangka yang dibangun pada tahun 1915. Bangunan ini sekarang
dijadikan Museum Timah Indonesia, sebuah museum edukasi yang menampilkan
sejarah awal pembentukan Kota Muntok, sejarah tragedy Kapal Vyner Brooke, sejarah pengasingan tokoh
perjuanan kemerdekaan NKRI, sejarah PT. Timah, Tbk dan penambangannya di Pulau
Bangka.
Museum Timah Indonesia |
Pantai
Tanjung Kalian
Pantai ini hanya berjarak 7 km dari
Kota Muntok dan dapat ditempuh lewat jalan beraspal atau menyusuri pantai
berpasir putih. Ada sebuah mercusuar setinggi 56 m buatan Belanda dengan
arsitektur bergaya Inggris, buatan tahun 1862, masih berdiri dengan kokoh.
Mercusuar ini masih berfungsi dengan baik, memancarkan cahaya lampu sejauh 25
mil untuk memandu kapal-kapal yang keluar masuk Selat Bangka.
Pantai Tanjung Kalian |
Mercusuar Tanjung Kalian |
Pantai
Baturakit
Pantai ini masih satu hamparan dengan
Pantai Tanjung Kalian dan Pantai Muntokasin, sekitar 6 km dari Kota Muntok.
Senja di Pantai Baturakit |
Pantai
Tanjung Ular
Pantai ini berjarak 12 km dari Muntok.
Pantai ini juga mempunyai Mercusuar buatan Belanda. Pantai Tanjung Ular sangat
menarik wisatawan karena memiliki pasir putih dengan deretan pantai di
sepanjang pantai.
Pantai
Pasir Kuning
Pantai ini berjarak kurang lebih 116
km dari Kota Muntok, terletak sekitar 1,5 km dari pusat Kota Tempilang atau
berada di Desa Tempilang, Kecamatan Tempilang. Pantai ini memiliki keunikan
dikarenakan pasirnya yang berwarna kuning keemasan, landai dengan ombak yang
tenang. Pantai ini juga menyimpan daya tarik wisata lainnya berupa pesta adat
Perang Ketupat yang dilaksanakan setiap tahunnya untuk menyambut Ramadhan.
Pantai
Siangau
Pantai ini terletak 73 km dari Kota
Muntok, berada di Desa Teluklimau Kecamatan Paritiga. Pada pantai ini terdapat
susunan batuan yang menjorok ke laut sehingga banyak pengunjung yang memancing,
karena di pantai ini masih terdapat banyak jenis ikan pancing yang dapat
dipancing dari pinggir pantai.
Selain wisata sejarah dan wisata
pantai yang banyak terdapat di Kabupaten Bangka Barat, ada juga wisata kuliner
khas Kabupaten Bangka Barat yang sangat lezat, beberapa kuliner yang pernah
saya nikmati diantaranya:
Lempah
Kuning Ikan
Lempah kuning merupakan masakah khas
Bangka Barat, yang biasanya terbuat dari ikan kembung yang dimasak kuah
dicampur dengan irisan nanas. Terkadang lempah kuning ini tidak selalu terbuat
dari ikan, bisa juga terbuat dari daging ayam, daging kambing, atau rusuk muda
sapi yang dicampur pucuk kedondong untuk menambah rasa asam. Harga yang
ditawarkan pun relatif murah dan terjangkau bagi wisatawan. Pokoknya masakan
lempah kuning ini harus kalian coba ketika mengunjungi Bangka Barat.
Empek-Empak
Udang
Sudah tidak bisa dipungkuri bahwa
empek-empek merupakan makanan yang paling enak dan terkenal hampir di seluruh
wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Nah termasuk di Kabupaten Bangka Barat, yang
terkenal dengan empek-empek udangnya. Empek-empek udang ini pun sangat cocok
dijadikan buah tangan dari Bangka Barat.
Otak-Otak
Ikan Tenggiri
Otak-otak ikan tenggiri menjadi
cemilan yang paling terkenal di Bangka Barat. Rasanya yang kenyal dan gurih
menjadikan otak-otak ikan tenggiri ini banyak dicari oleh wisatawan.
Sebenarnya masih banyak sekali kuliner
di Bangka Barat, saking banyaknya Kota Muntok ini terkenal dengan nama “Kota
Seribu Kue”. Pada tahun 2010, Kota Muntok mendapatkan penghargaan dari Museum
Rekor Indonesia (MURI) sebagai pemrakarsa dan penyelenggara pembuatan kue
terbanyak dengan jenis terbanyak loh.
Well, hanya ini cerita saya untuk
Kabupaten Bangka Barat. Dan saya merekomendasikan Bangka Barat untuk dikunjungi
sebagai destinasi wisata kalian. Karena kalian akan mendapatkan pengalaman yang
menyenangkan selama wisata di Bangka Barat.
See you guys in others story J
No comments:
Post a Comment