Hari kedua, tanggal 27 September 2016, agenda PPC berupa
Keynote Speech dan panel discussion. Untuk panel discussion ada dua tema yang
dibahas, yang pertama tentang “the role
of appraisers in rapidly changing global financial market” dan yang kedua
tentang “Valuation related to IFRS and
IVS”. Perasaan saya sangat excited
banget, karena euphoria professional
sungguh berasa. Setelah selesai sarapan di hotel, saya pun menuju Kyoto
International Conference Center, yang hanya berjarak 500 meter dari hotel.
Memasuki tempat aula, saya mengisi absensi dan kemudian diberikan conference kit yang berisi: buku program
PPC 28th, buku kumpulan paper
peserta, sertifikat, buku agenda, name tag, dan tas. Rasanya pas menerima ini
senengnya luar biasa, karena tetiba merasa bangga liat tulisan yang dibikin di
cetak jadi buku. Yang dengan adanya buku tersebut, membuat saya tetiba dikenal
dengan mudah oleh orang yang duduk di sekitar saya. Hahahaha. Dan sontak saya
pun memfoto bagian buku tersebut untuk dikirim via whatsapp ke mama. Hasil yang
selama ini saya perjuangkan ternyata manis banget hasilnya, dan merasa puas!!!
Nah, lanjut untuk “keynote speech” yang disampaikan oleh Tadao Ando yang merupakan
seorang arsitek asal Jepang yang banyak melahirkan karya yang sangat fenomenal.
Terus terang saya belum pernah tau siapa Tadao Ando ini, sampai akhirnya saya
pun berusaha “googling” mencari tau tentang Tadao Ando ini dan saya pun
langsung jatuh hati dengan kehebatannya. Gimana gak jatuh hati coba, ternyata
Tadao Ando ini bisa dikatakan self-arcitect
dengan banyak karya di Jepang dan di berbagai Negara! Sungguh keren sekali.
Saya pun kemudian dengan sengaja membeli satu buku hasil karyanya.
(If you wanna know more about Tadao Ando, you
can check this link https://en.wikipedia.org/wiki/Tadao_Ando).
Setelah Mr. Tadao Ando selesai memberikan speech-nya, dilanjutkan agenda Panel Discussion yang berjudul “the role appraisers in rapidly changing
global financial market” diisi oleh 3 panelis yang berasal dari Jepang
(Komori, Hiroshi), USA (Scott Robinson), dan Malaysia (Dato Sir Lau Wai Saeang.
Yang dibahas saat panel discussion
ini sangat menarik, yang membuat pemahaman saya tentang penilaian semakin
berkembang dan membuat saya pengen nangis karena belum ngerti apa-apa tentang
penilaian. Hahahaaa. But well, saya
pun coba menikmati dan merasa semakin menarik minat saya untuk terus belajar.
Untuk Panel
Discussion kedua dengan tema “Valuation
Related to IFRS and IVS” diisi oleh 3 orang panelis, dan salah satu panelis
berasal dari Indonesia yaitu Rengganis Kartomo, kemudian David Faulkner dari
Hongkong, dan Elvin Fernandez dari Malaysia.
Nah, pada diskusi yang ini, yang menarik perhatian saya justru bukan
pada tema/judul diskusinya melainkan sosok Bu Rengganis yang saya liat “Inspiring Women for Indonesian Appraiser”.
Suka banget lah sama pembawaan Bu Anis yang selalu senyum, ramah, dan keliatan
banget cerdasnya (So glad have you
bu!). Dan Bu Anis ini telah menjadi role
model saya sebagai perempuan yang mendalami dunia penilaian di Indonesia dan
bertekad harus sama seperti Bu Anis dalam berkarir sampai bisa dipercaya
menjadi pembicara konferensi internasional. And I promise to my self, I will. 😊😊
No comments:
Post a Comment