Sesuai rencana, saya
yang ingin menyelesaikan cerita perjalanan umroh saya hingga part 8, maka saya
mencoba mengingat kembali apa yang saya lakukan di hari ke-6 untuk diceritakan di
blog saya.
Di hari ke-6 setelah
menjalankan ibadah umroh, waktu saya banyak dihabiskan untuk ibadah di Masjidil
Haram. Hal ini juga karena agenda dari travel yang tidak dapat melakukan city tour di hari ke-6 karena bus yang
akan mengantarkan kami tidak berhasil di sewa.
Well, saya bersama
Ibu Ika pun bersiap-siap untuk solat Jum’at di Masjidil Haram. Yap, tepat di hari
ke-enam ini adalah hari Jum’at dimana ibadah solat Jum’at pun akan
dilaksanakan. Kami berangkat sekitar jam 11.00 KSA dan sungguh luar biasa
penuhnya Masjidil Haram di siang hari. Kami pun tidak kebagian tempat di dekat
Ka’bah alhasil kami kebagian tempat di lantai 2 masjid. Itupun kami menyempil
dari sekian banyak jamaah perempuan yang telah menduduki tempatnya masing-masing.
Kali ini adalah
pertama bagi saya menjalankan ibadah solat Jum’at di Masjidil Haram. Agak
bingung gimana niat dan pelaksanaannya, untung saja Mutoif (pembimbing)
kami telah menjelaskan sebelumnya ketika perjalanan dari Madinah ke Mekkah. Di hari
Jum’at, semua jamaah wanita mengikuti solat Jum’at karena memang tidak ada
solat dzuhur berjamaah. Sejujurnya, saya pun tak begitu memahami hukumnya bagaimana
solat jumat bagi perempuan. Setahu saya berdasarkan membaca beberapa artikel,
solat Jum’at tidak diwajibkan bagi perempuan, akan tetapi jika seorang perempuan
melaksanakan solat Jum’at bersama imam solat Jum’at maka solatnya sah, tetapi
jika kita (perempuan) melakukan solat seorang diri di rumah maka harus
melaksanakan solat dzuhur empat rakaat. Nah, jadi ketika itupun, saya ikut
bersama solat Jum’at berjamaah karena banyak keutamaan juga di hari Jum’at
apabila kita ibadah di Masjidil Haram.
Selepas melaksanakan
solat Jum’at pun, saya dan Ibu Ika bersepakat untuk tidak kembali ke hotel. Kami
ingin di Masjidil Haram hingga selesai solat isya. Sambil menunggu waktu solat
ashar saya pun hanya banyak membaca Al-Qur’an dan beberapa kali memandang Ka’bah
yang sangat ramai dikelilingi oleh jamaah. Air mata pun tak terbendung keluar
dari pelupuk mata dan banyak-banyak menyebut nama Allah swt sambil berdoa agar
bisa kembali berkunjung melihat Ka’bah.
Dan setelah solat ashar pun, saya melakukan ta’waf bersama Ibu Ika. Kali ini kami mencoba untuk mendekati Hijr Ismail dan solat didalamnya. Dan alhamdulilaah saya diberikan kemudahan oleh Allah Swt untuk bisa solat dan berdoa di Hijr Ismail. Air mata sepertinya tidak henti-hentinya keluar dari mata saya ini, yaa mungkin saya memiliki cadangan air mata yang berlimpah sehingga harus dikeluarkan. Hehe. Saya pun mencoba mendekati Ka’bah untuk mencium dan memegang kainnya yang wangi sekali. Maklum saat pelaksanaan umroh, saya tidak bisa mencium Ka’bah karena saking penuhnya selain itu juga karena kislah (kain penutuh kabah) sangatlah wangi dan saat pelaksanaan umroh tidak boleh memakai wangi-wangian karena akan membatalkan niat. Lagi-lagi dan lagi saya menangis, tidak menyangka saya bisa sedekat itu dengan Ka’bah. Dan berjanji untuk memperbaiki diri menjadi hamba Allah Swt yang bertakwa. hehe :D
Dan setelah solat ashar pun, saya melakukan ta’waf bersama Ibu Ika. Kali ini kami mencoba untuk mendekati Hijr Ismail dan solat didalamnya. Dan alhamdulilaah saya diberikan kemudahan oleh Allah Swt untuk bisa solat dan berdoa di Hijr Ismail. Air mata sepertinya tidak henti-hentinya keluar dari mata saya ini, yaa mungkin saya memiliki cadangan air mata yang berlimpah sehingga harus dikeluarkan. Hehe. Saya pun mencoba mendekati Ka’bah untuk mencium dan memegang kainnya yang wangi sekali. Maklum saat pelaksanaan umroh, saya tidak bisa mencium Ka’bah karena saking penuhnya selain itu juga karena kislah (kain penutuh kabah) sangatlah wangi dan saat pelaksanaan umroh tidak boleh memakai wangi-wangian karena akan membatalkan niat. Lagi-lagi dan lagi saya menangis, tidak menyangka saya bisa sedekat itu dengan Ka’bah. Dan berjanji untuk memperbaiki diri menjadi hamba Allah Swt yang bertakwa. hehe :D
Selesai ta’waf pun
kami siap-siap untuk solat magrib. Sambil menunggu waktu magrib saya melepas
lelah dengan meminum beberapa gelas air zam-zam dan mengecek handphone saya apa
ada sms yang masuk dari mama sambil melihat beberapa foto yang saya ambil lewat
kamera handphone. Dan ketika saya melihat-lihat foto, tiba-tiba dari samping
saya ada wanita tua asal turki yang ingin juga melihat foto-foto yang saya
ambil. Beliau pun mengajak saya berbicara dengan menggunakan bahasa turki yang
tidak saya pahami. Hehehe. Namun, dari perbincangan yang kami tidak saling mengerti
itupun, ada sedikit makna yang sama-sama kami bisa terima yaitu kami sama-sama
bersyukur bisa mengunjungi Makam Rasulluloh dan Ka’bah. Beliau pun kemudian
mencium kening saya berkali-kali sambil mengucapkan beberapa kata yang saya
tidak pahami. Yap, sepertinya sebuah doa yang beliau berikan untuk saya.
hehehe. Aamiin.
Setelah itupun, wanita tua turki itupun memijat kakinya yang sepertinya pegel setelah banyak melakukan ibadah. Dan spontan saya mengeluarkan minyak angin yang mama bawakan untuk bantu mengoleskan ke kaki beliau. Beliau sepertinya senang dengan minyak angin yang saya gunakan dan tanpa berfikir panjang pun saya memberikan minyak angin tersebut untuknya. Dan tau gak? Mungkin karena merasa tidak enak dengan saya, beliau pun memberikan saya sebuah kue kering buatan turki yang ia bawa sebagai bekal pengganjal rasa laparnya. Spontan saya kaget dan tadinya tidak ingin menerimanya namun saya langsung salam tangannya mengucapkan terima kasih karena sudah memberikannya. Lagi-lagi beliau pun mencium kepala saya berkali-kali sambil mengucap beberapa kata. Dan sampai akhirnya adzan magrib pun berkumandang. Karena saya tidak ingin melupakan moment tersebut, saya pun meminta beliau untuk berfoto bersama. Dan lagi-lagi beliau menciumi kepala saya. hehe. Alhamdulillah
Setelah itupun, wanita tua turki itupun memijat kakinya yang sepertinya pegel setelah banyak melakukan ibadah. Dan spontan saya mengeluarkan minyak angin yang mama bawakan untuk bantu mengoleskan ke kaki beliau. Beliau sepertinya senang dengan minyak angin yang saya gunakan dan tanpa berfikir panjang pun saya memberikan minyak angin tersebut untuknya. Dan tau gak? Mungkin karena merasa tidak enak dengan saya, beliau pun memberikan saya sebuah kue kering buatan turki yang ia bawa sebagai bekal pengganjal rasa laparnya. Spontan saya kaget dan tadinya tidak ingin menerimanya namun saya langsung salam tangannya mengucapkan terima kasih karena sudah memberikannya. Lagi-lagi beliau pun mencium kepala saya berkali-kali sambil mengucap beberapa kata. Dan sampai akhirnya adzan magrib pun berkumandang. Karena saya tidak ingin melupakan moment tersebut, saya pun meminta beliau untuk berfoto bersama. Dan lagi-lagi beliau menciumi kepala saya. hehe. Alhamdulillah
Dan, pertemuan saya
dengan wanita turki itu semakin menyadarkan saya untuk bersikap penyayang
kepada siapapun terutama kepada orang-orang yang lebih tua dan lebih muda dari
saya. Dan saya senang berjumpa dengan wanita turki tersebut. Alhamdulillah.
Oke, bersambung ke
part 7 yaa..Wassalamualaikum :)
No comments:
Post a Comment