Haalooo insomniaa, kamu berhasil membuat saya membuka netbook dan melanjutkan ketikan saya untuk blog. hehe. Dan, kali ini saya ingin menulis tentang jalan-jalan saya ke Gunung Padang Tahun 2013 lalu.
Untuk
saya, tahu mengenai Gunung Padang sebenarnya sudah cukup lama. Awal mulanya tahu
dari cerita saudara saya yang orang Sukabumi dan kemudian kebetulan membaca artikel di majalah National Geografi yang memang saya sempat berlangganan
majalah tersebut. Pada saat membaca saya tidak merasa ingin pergi ke tempat
tersebut. Hanya baru-baru ini, tepatnya pada awal tahun 2013 kemarin saya agak
penasaran ingin tau seperti apa Gunung Padang. Itupun karena banyak bahasan di
media sosial dan beberapa forum diskusi online yang heboh membahas tentang
Gunung Padang. Hebohnya ini karena Staf
Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam melakukan penelitian Situs
Gunung Padang. Menurut penelitian yang dilakukan tersebut mengungkapkan bahwa
ada sejenis "Piramida" dibawah Gunung Padang yang dibuat oleh manusia bukan
bentukan alam. Usia "Piramida" Gunung Padang tersebut diperkirakan 4.700-10.900 tahun
sebelum masehi. Nah, bila dibandingkan dengan Piramida Giza di Mesir, yang
hanya 2.500 SM maka usia "Piramida" Gunung Padang lebih tua daripada Piramida
Giza yang artinya bahwa peradaban manusia pertama adanya di Indonesia bukan di
Mesir. Namun pembuktian ini menurut pakar geologi masih belum maksimal sehingga
masih ragu terhadap "Piramida" tersebut.
Hasil Laboratorium Beta Analityc Radiocarbon Dating
(BETA) di Miami, Amerika
Serikat, yang diakui secara internasional,
berhasil menentukan umur atau usia absolut situs ini. Pada kedalaman 0,5 meter
situs ini berusia 500 Sebelum Masehi (SM). Pada kedalaman 3 meter, situs ini
berusia 4700 SM.
"Ditemukannya struktur batu pada kedalaman tersebut membuktikan bahwa di Indonesia pernah ada bangunan yang dibuat oleh manusia pada 4700 SM atau jauh lebih tua dari bangunan-bangunan kuno yang ada di dunia. Sebagai pembanding, bangunan piramida di Mesir dibuat pada sekitar 3000 SM. Hasil ekskavasi arkeologi di Gunung Padang ini tentu saja telah mengubah peradaban dunia."
"Ditemukannya struktur batu pada kedalaman tersebut membuktikan bahwa di Indonesia pernah ada bangunan yang dibuat oleh manusia pada 4700 SM atau jauh lebih tua dari bangunan-bangunan kuno yang ada di dunia. Sebagai pembanding, bangunan piramida di Mesir dibuat pada sekitar 3000 SM. Hasil ekskavasi arkeologi di Gunung Padang ini tentu saja telah mengubah peradaban dunia."
"Jika di Gunung Padang ditemukan susunan batu buatan manusia sampai dengan kedalaman 8 meter, maka dunia pun akan tercengang. Pada kedalaman tersebut kemungkinan akan ditemukan bukti peradaban umat manusia pada 11600 SM. Padahal peradaban besar dunia baik di Mesopotamia, Mesir, Cina, maupun Yunani yang tertua berusia sekitar 4000 SM." (Majalah Tempo edisi 27 Agustus 2012 berjudul "Mencari Terang di Gunung Padang)
Nah, dari
kehebohan berita tersebut, alhasil
saya pun mengeluarkan celetukan ke temen-temen kerja saya untuk jalan-jalan
ke Situs Megalithikum tersebut. Dan,
sesuai dugaan saya respon mereka malah banyak bertanya tentang Gunung Padang
tersebut sehingga ajakan saya pun tidak langsung di ‘iyakan” oleh mereka. Saya pun kemudian mengurungkan rencana tersebut untuk tidak diteruskan karena memang sudah
disibukkan dengan pekerjaan.
Tapi,
beberapa bulan kemudian, ada salah seorang teman saya yang ternyata niat banget
pergi ke Gunung Padang (melebihi niat saya saat itu hehe). Dan kami pun
merencanakan perjalanan ke Gunung Padang dengan sangat mendadak sekali!. Iya
mendadak, karena kami tidak tahu jalan, belum bilang ke orang tua dan harus
mencari supir untuk membawa mobilnya, dan kami merasa tidak ada kesempatan
waktu lagi kalau kami tidak berangkat besok Sabtu, 29 Juni 2013. *Ahaha Sok
sibuk banget yaa* :p
Kalau
ditanya bagaimana pergi ke Gunung Padang?. Maka saya tidak menyarankan kalian
yang membaca blog ini mengikuti perjalanan yang kami pilih. Kenapa? Karena
sangat membutuhkan waktu yang sangat lama. Yap, hampir 7 jam perjalanan kami
baru sampai di Gunung Padang. Bodoh banget kan kan. Padahal seharusnya hanya
butuh 3 jam perjalanan saja. Kok bisa sampai 7 jam perjalanan? Gini ceritanya.
Sebenarnya untuk pergi ke Gunung Padang yang
berlokasi di Desa
Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat cukup dengan mengambil rute ke arah puncak via
Tol Jagorawi.
Tetapi karena pada hari Sabtu jalur puncak sudah sangat padat sekali maka kami
mengambil rute menuju menuju Sukabumi terlebih dahulu baru kemudian Cianjur. Normalnya
jika melalui jalur puncak hanya butuh 3 jam tetapi kalau melalui jalur
Sukabumi-Cianjur bisa sampai 7 jam. Jauh banget kan waktu tempuhnya? Nah maka
itu saya sangat menganjurkan ambilah jalur puncak dan jangan pergi terlalu
siang kalau berangkat di hari Sabtu karena jalur puncak sering padat arus lalu
lintasnya.
Sampai di Desa Warung Kondang ada papan nama yang menunjukkan arah
menuju Situs Gunung Padang. Ikutin saja jalan tersebut kurang lebih jarak 20 km
yang ditempuh lebih dari satu jam maka akan sampai di Situs Gunung Padang.
Melewati jalan ini haruslah berhati-hati karena banyak lubang di permukaan
jalan dan banyak tikungan yang cukup tajam. Saat itu, kami tiba sekitar pukul
15.00 WIB dan sudah sangat khawatir kalau sudah tutup karena terlalu sore
tibanya. Tapi Alhamdulilah, ternyata kami masih bisa masuk ke Situs Gunung
Padang.
Sebagai informasi tiket masuk ke Situs Gunung Padang sangat-sangat murah
sekali, yaitu hanya Rp 2.000/orang. Nah karena kami baru pertama kali kesana
dan disarankan untuk membawa pemandu maka kami pun menyewa pemandu dengan
tujuan untuk mendapatkan infromasi tentang situs tersebut, mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan dan berbagi rezeki dengan masyarakat disana.
Tiket Masuk Situs Megalith Gn. Padang |
Dan, untuk mencapai lokasi situs, kami harus melalui tangga yang sangat curam. Sebenarnya ada tangga yang lebih landai, namun karena disarankan pemandu untuk mencoba tangga yang aslinya (yang lebih curam) maka kami pun mencobanya. And you know what? Asliiiiii tanjakkan tangganya bikin pegel betis bangeeet bangettt. Padahal jumlah anak tangganya gak terlalu banyak juga. Untung aja siy abang pemandu sabar nungguin saya dan satu temen saya yang harus beberapa kali berhenti untuk minum dan mengambil nafas. Hehehe. Nah, karena kami kapok melalui tangga aslinya, maka ketika pulang pun kami menggunakan tangga yang lebih landai.
Tangga Menuju Lokasi Gn. Padang
|
Dan sesampainya di lokasi situs, dengan bodohnya saling nanya, Ehh ini yaa batu-batunya? Yang jelas-jelas disitu memang cuma ada batuan doang. Nah, karena kami tidak mempelajari disiplin ilmu geologi ataupun arkeologi, alhasil kami pun tidak begitu mengerti tentang perdebatan usia bebatuan tersebut. Tetapi yang jelas batuan tersebut menimbulkan suara-suara yang nyaring jika kita ketok-ketok dan bentuk batunya berbeda. Untuk bangunannya sendiri terdiri dari lima teras dengan ukuran
berbeda-beda. Batu-batu tersebut belum sama sekali mengalami sentuhan tangan manusia dalam artian belum dikerjakan atau dibentuk oleh tangan manusia. Balok-balok batu yang jumlahnya sangat banyak itu tersebar hampir menutupi bagian puncak Gunung Padang.
Pemandangan disekitar Situs Gn.Padang yang udaranya sejuk banget |
Well, terlepas dari perdebatan usia bebatuan di Gn. Padang, kalau saya melihat dari perspektif disiplin ilmu yang saya pelajari, Situs Gn. Padang ini memang telah menjadi tempat tujuan wisata di Kab. Cianjur. Namun, sebagai tempat tujuan wisata, aksesibilitas menuju lokasi ini sangat disayangkan sekali karena kondisi jalannya rusak dan tidak ada moda transportasi yang menjangkau hingga ke lokasi. Satu-satunya moda angkutan yang dapat mengantarkan hanya berupa ojek. Sebenarnya ada angkutan desa hingga ke Desa Karyamukti namun jumlahnya sangat minim sekali dengan waktu kedatangan yang cukup lama. Selain itu, ada beberapa area yang bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat disekitar lokasi yaitu adanya perkebunan teh yang cukup luas. Entah apakah perkebunan itu milik pemerintah atau swasta tetapi yang jelas jika ini didorong pengembangannya mungkin bisa meningkatkan tambahan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Nah, segitu deh cerita singkat akibat penyakit insomnia saya, penyakit yang membuat saya sedikit produktif di malam hari tentunya..ahahah :p
No comments:
Post a Comment