Jayapura menjadi tempat hari ulang kelahiran saya
yang ke 24 tahun. Ini kali pertama bagi saya memperingati hari kelahiran di
luar Pulau Jawa. Maklum saja di keluarga saya hari kelahiran memang tidak
dirayakan secara besar-besaran. Mama biasanya memperingatinya dengan membuat
acara pengajian. Sebenarnya juga tidak ada yang spesial dari hari kelahiran
saya ini. Hanya karena saya ingin menceritakan di blog sedikit bagian kehidupan
saya tentang hari kelahiran maka saya niat sekali membuat postingan ini. Hehehehe.
(Alasan sebenarnya: karena saya lagi magabut banget niy di kantor!) mhihihi
Well, Tujuh Belas Juni merupakan waktu saya
dilahirkan di dunia ini. Tanggal tersebut hampir berada di tengah tahun dan
tengah bulan di setiap tahunnya. Semenjak kecil, hari kelahiran di keluarga
saya selalu diperingati hanya dengan pengajian sederhana. Nah, pada tahun 2013
lalu pun begitu, hanya saja pengajiannya dilakukan sebelum tanggal tujuh belas
dan tepatnya di malam tanggal 15 Juni. Kenapa kok dilaksanakannya di tanggal
tersebut? Yap, itu karena saya harus lagi kembali ke Jayapura untuk urusan
pekerjaan. Waktu itu ceritanya, mama pun agak keberatan kalau saya harus
pergi ke Jayapura lagi. Alasannya sepele banget, cuma karena naik pesawat ke
Jayapura itu membutuhkan waktu yang cukup lama. *Padahal saya pernah berada di
pesawat yang lebih dari 6 jam* ahaha. Untung saja ada papa yang dengan
santainya mengizinkan saya karena papa selalu mengajarkan untuk professional dalam
hal pekerjaan.
Dan kalau ditanya bagaimana rasanya ulang tahun di
Jayapura? Maka saya akan menjawab: Biasa ajaaaa, tidak ada yang spesial disana! Ahahaha.
Hmmb, memang siy ada yang tidak sempurna yaitu saya yang tidak bisa makan
masakan special mama untuk saya di hari istimewa saya. Tapi, gapapa gapapa. Saya
masih menerima banyak ucapan ulang tahun dari teman-teman saya meskipun
kebanyakan ucapannya baru saya terima di waktu sore hingga malam hari. Dan itu
karena agak susahnya sinyal hingga saya perlu mendapatkan sinyal WiFi di
hotel. Hehe.
Oya, saya juga tidak sedih sedih banget, karena
saat itu bos saya memberikan sepotong black forest dari restaurant di hotel. Yaa
lumayanlah meskipun tidak sebesar yang biasa saya terima. Ahahaha. Tapi saya
tetap ingin mengucapkan terima kasih untuk bos saya itu.
birthday cake |
Hal lain yang membuat saya tidak sedih banget, juga urusan kerjaan saya berjalan sangat lancar (Alhamdulillah, Thanks to Allah Swt). Hal tersebut pun yang menyebabkan saya punya cukup banyak waktu untuk have fun di Jayapura. Meskipun saya sudah 2 kali di tahun 2013 ke Jayapura, tetap saja saya belum pernah keliling Kota Jayapura. Untuk itu, saya pun banyak mengambil foto-foto yang menyenangkan. Hehehe.
Ahh yaa, saya pun merasakan makan fast food yang bernama “KFC” di Jayapura. Sebenarnya juga tidak ada yang istimewa dari KFC tersebut, jenis makanan dan minumannya pun hampir sama dengan yang di Jakarta meskipun tidak selengkap di Jakarta. Hal yang paling membedakan hanya harganya saja. Ini pun bisa di maklumin karena memang standar harga barang di Pulau Papua relatif lebih tinggi karena biaya transportasi yang mahal. Misalnya saja harga 1 potong ayam yang biasa kita beli kan berkisar 10 ribuan, nah di Jayapura bisa 14 ribuan. Kemudian, paket 5 ribu yang biasa kita kenal dengan nama paket goceng, nah di Jayapura harganya bukan 5 ribu lagi dan menurut saya harusnya nama paketnya pun disesuaikan bukan paket Goceng lagi karena harganya sudah menjadi 7 ribu disana. hehehe.
Saya pun sempat main ke pasar tradisional di Kota
Jayapura, meskipun sudah tidak ramai namun masih ada mama-mama yang berjualan.
Yap,mama merupakan sapaan halus dan paling disukai bagi kaum ibu-ibu di Papua.
Bahkan nama pasarnya pun juga unik loh yaitu “Pasar Sementara Mama Mama Papua” Mhihihi.
Pasar ini merupakan pasar sementara yang menampung pedagang khususnya bagi mama
mama Papua yang sebelumnya berjualan di sekitaran swalayan Gelael, Jayapura. Barang-barang
yang diperjualbelikan juga beragam. Tetapi barang yang menarik perhatian saya
adalah buah pinang, sirih, kapur dan sagu di lapak kayu. Pinang dijual seharga
Rp 1000 per dua buah, kapur seplasik kecil seharga Rp 1000. Hmbbh, saat disana
pun saya sempat sedikit berfikir tentang tantangan yang dihadapi mama mama pedagang
pasar yang kian hari kian berat. Harga barang yang semakin melambung menjadi
semakin sulitnya mereka bertahan. Belum lagi jika yang diperjualbelikan adalah
barang-barang yang berasal dari luar Papua, yang membutuhkan biaya angkutan. Sangat
kasiaaan sekali dan saya pun belum bisa apa-apa. Well, saya pun berharap bisa
belajar banyak secara fast-track untuk bisa berkontribusi dan pekerjaan yang
saya lakukan bisa bermanfaat. aamiin
@Traditional Market |
Selain main-main ke pasar, saya pun sempat
jalan-jalan mengitari Kota Jayapura. Yap, meskipun gak ke tempat wisata yang
terkenal di Jayapura hanya disekitaran pantai dan Danau Sentani. Saya pun cukup
have fun menikmati perjalanan saat itu di Jayapura.
From the Top |
Danau Sentani from DOK II |
Festival Danau Sentani (baru tau setelah harus pulang) hiks |
Okey, see u again in other story (*psst my bos wanna discuss with
me about the project ..mhihihi)
No comments:
Post a Comment