Artikel ini
saya adopsi dari buku karya Dr.Ibrahim Elfiky yang berjudul Terapi Berpikir
Positif. Buku ini sangat saya sukai dan begitu menginspirasi saya untuk selalu
berpikir positif. Akan ada 3 artikel yang akan saya tuliskan ulang dalam
buku tersebut. Berikut artikel pertama yang berjudul Macam-Macam Berpikir
Positif. Selamat Membaca! :D
1. Berpikir Positif Untuk Menguatkan Cara Pandang
Berpikir jenis ini
digunakan seseorang untuk mengukuhkan cara pandangnya tentang sesuatu. Dengan
demikian, ia akan merasa pandangannya benar walau hasilnya negatif.
Jenis cara berpikir ini
dapat berguna jika dipakai untuk mengukuhkan satu gagasan yang membantu diri
sendiri dan orang lain. Contoh cara berpikir positif untuk menguatkan pendapat
adalah cara berpikir Roger Panster, juara dunia lari 100 meter, yang mendengar
pendapat seorang komentator bahwa makhluk apapun di muka bumi ini tidak mungkin
menempuh jarak satu mil dalam tempo tiga menit. Panster tidak mengomentari
pendapat ini, tapi ia yakin dapat melakukannya. Ia tidak buang-buang waktu
dengan berdebat. Ia segera berlatih lari sejauh satu mil dalam tempo tiga
menit. Seperti biasa, orang-orang yang merasa dirinya tidak akan berhasil
mengkritik dan mematahkan semangat orang lain. Kritik mereka cukup pedas,
tetapi Roger Panster tidak mengindahkannya, olok-olokan mereka tidak
didengarkan. Ia terus berusaha lari sejauh satu mil dalam tempo tiga menit.
Dalam waktu kurang dari enam bulan ia menjadi orang pertama yang berhasil
melakukan itu. Ia berhasil menghancurkan jaring-jaring pikiran negatif. Ia
berhasil mengukuhkan pendapatnya bukan dengan ucapan, melainkan dengan
tindakan.
2. Berpikir Positif Karena Pengaruh Orang Lain
Seseorang dapat berpikir
positif karena pengaruh orang lain. Contoh: ketika menonton acara binaraga dan
olahragawan, kita tiba-tiba ingin berolahraga. Bisa jadi kita benar-benar
memulainya kemudian selalu berlatih sampai mendapat berat badan dan kesehatan
yang diinginkan. Bisa jadi pula kegiatan olahraga itu kita tinggalkan setelah
melakukan beberapa kali. Pengaruh berpikir positif seperti ini bisa jadi
negatif bagi sebagian orang yang terpengaruh oleh orang lain, tapi kemudian
kehilangan semangat dan merasa frustasi. Bisa juga berpengaruh positif dan
mendorong seseorang untuk ikut memulai dan tidak membuang-buang waktu untuk
sesuatu yang negatif dan berkeluh kesah. Justru ia terus berbuat, menganalisis,
dan memperbaiki perbuatannya sampai ia berhasil meraih yang diinginkan.
3. Berpikir Positif Karena Momen Tertentu
Pernahkan kita bertanya,
mengapa perilaku manusia menjadi lebih baik di bulan Ramadhan dan bulan-bulan
suci lainnya?
Moment tersebut memiliki
ikatan spiritual dengan manusia. Tak seorang pun mau membuat Allah murka dan
semua orang tentu ingin mendapatkan kebaikan yang banyak. Dengan demikian,
orang akan memerhatikan perilakunya dan berhati-hati dalam bersikap terhadap
orang lain dan pada diri sendiri. Tetapi setelah bulan Ramadhan ia kembali
seperti sedia kala, bahkan bisa lebih buruk. Mengapa demikian? Karena pikiran
dan perilaku positifnya bergantung pada momen tertentu, bukan pada nilai-nilai yang berlaku sepanjang masa.
Selain bisa dimanfaatkan
untuk memperbaiki perilaku, berpikir positif berkaitan dengan waktu ini, bisa
pula dimanfaatkan untuk membangun kebiasan-kebiasaan positif yang baru.
4. Berpikir Positif Saat Menghadapi Kesulitan
Ketika seseorang mengidap
penyakit berbahaya, kehilangan salah satu organ tubuhnya karena sebuah
kecelakaan, atau kehilangan orang yang dicintai, ia melalui beberapa tahapan
kejiwaan yang bisa berlangsung sekian lama. Ia juga dapat berhenti pada sikap
menerima, berusaha untuk tetap maju, berpikir positif, dan fokus pada upaya
menyelesaikan masalah. Sebagian orang menghadapi masalah dalam hidupnya dengan
sikap negatif dan menjadi dendam pada segala sesuatu. Pikirannya negatif,
konsentrasinya pada kemungkinan terburuk, dan perasaannya negatif. Tentu saja
hal ini memengaruhi perilaku dan semua sisi hidupnya.
Sebagian orang, ketika
menghadapi musibah, semakin dekat kepada Allah. Selanjutnya ia memikirkan
bagaimana menyikapi masalah yang sedang ia hadapi, berusaha mengambil
manfaatnya, dan mengubahnya menjadi sebuah keahlian.
5. Selalu Berpikir Positif
Inilah jenis berpikir positif yang paling baik dan
paling kuat karena tidak terpengaruh oleh ruang, waktu, dan pengaruh lainnya. Ia
telah menjadi kebiasaan. Ada masalah atau tidak, ia selalu bersyukur pada
Allah. Selanjutnya, ia berpikir mencari solusi dari segala kemungkinan hingga
pikiran itu menjadi kebiasaan hidupnya. Orang yang memiliki kepribadiaan
semacam ini akan menjalani hidup dengan damai, tenang dan bahagia.
Salam Hangat,
No comments:
Post a Comment