Usai mengikuti panel
discussion, saya pun langsung merasa deg-degan banget. Langsung buru-buru
kembali ke hotel untuk istirahat dan berlatih untuk esok hari. Meskipun sudah
cukup menguasai materi yang ditulis, tapi ternyata saya punya ke-khawatiran
terhadap pertanyaan yang akan diberikan penanya ke saya. Rasanya sudah kebayang
banget, “Apakah bisa nanti saya menjawab pertanyaan mereka? Gimana kalau saya
tiba-tiba nge-blank karena gak ngerti bahasa inggris mereka? Dan gimana kalau
ternyata tulisan saya di kritisi sama orang Indonesia?” Huhuhu rasanya galau
segalau galaunya. Karena banyak pikiran berkecamuk saat itu memikirkan
kemungkinan, justru malah membuat saya untuk tidak menyentuh apapun terhadap
paper saya. Saya lebih banyak chating dengan mama, berkali-kali minta di doain,
berdoa sama Allah Swt minta diberikan ketenangan dan kelancaran menghadapi hari
esok.
Dan pada pagi hari, saya pun sudah bersiap dengan diri saya,
menggunakan pakaian yang rapi dengan membawa beberapa catatan kecil yang telah
disiapkan. Pagi itupun saya merasa seperti ada banyak kupu-kupu yang menari di
dalam perut saya, deg-degan, dan mencoba focus pada pikiran saya untuk
memberikan sugesti agar saya berani tampil di depan orang-orang yang jauh lebih
professional ketimbang diri saya.
Acara hari ketiga ini bernama “Simultaneous Workshops” yang
terdiri dari 6 kelompok yang dimana 1 kelompok berisi 3-4 orang pemakalah.
Kelompok ini kemudian terbagi ke dalam 2 ruangan, jadi dalam 1 ruangan terdiri
dari 3 kelompok, dimana masing-masing kelompok memiliki waktu sekitar 1,5 jam. Peserta
kongres lain boleh memilih sesuai dengan ketertarikannya ingin mengikuti
workshop yang mana. Nah kebetulan saat itu saya masuk dalam kelompok 2A yang
terdiri dari 4 orang (2 orang dari Indonesia termasuk saya, 1 orang Taiwan, dan
1 orang Korea).
Pada saat giliran kelompok 2A, semua pemakalah diminta untuk
duduk di depan, kemudian bergantian untuk mempresentasikan isi dari makalahnya
selama 10 menit. Setelah semua pemakalah mempresentasikan makalah kemudian
diberikan kesempatan bagi peserta lain untuk bertanya namun tidak langsung
kepada pemakalah (rasanya saat itu saya seneng banget karena pertanyaan akan
ditampung terlebih dahulu). Selama saya duduk di depan saya, saya hanya
memfokuskan pikiran saya terhadap apa yang ingin saya lakukan. Karena saya
dapat giliran kedua dalam kelompok jadi saya sempet melihat penampilan teman
saya kemudian saya mendapat kesimpulan untuk tidak terburu-buru dalam
menyampaikan dan haruslah jelas kosakata yang disampaikan (sebenarnya ini
tergantung ketika kita membuat bahan presentasinya juga siy). Ya walaupun
diberikan waktu yang sangat terbatas tapi sebisa mungkin saya harus mampu
mengendalikan ritme berbicara saya. Dan tibalah saya berdiri di depan microphone. Anehnya, justru saya merasa
cukup tenang dan dapat menyapa peserta lain yang melihat saya. Saya pun merasa
cukup lancar dalam berbicara walaupun masih ada sedikit kesan nervous. Tapi hal ini cukup wajar bukan?
Saya hanya mencoba focus untuk sinkron terhadap apa yang saya bicarakan dengan
slide presentasi saya. Karena saya sendiri lah yang menggerakan pointer untuk mengganti slide per
slidenya. Sampai akhirnya saya selesai mempresentasikan tulisan saya. Huft
rasanya puas aja!
Hingga kemudian moderator menutup sesi workshop kelompok saya
karena telah selesai semua presenter menyampaikan isi paper-nya. Saya pun kembali ke tempat duduk dimana peserta
Indonesia lainnya yaitu anggota MAPPI berkumpul, disitu saya mendapatkan ucapan
selamat, dan tetiba ada orang Australia, Jepang dan Korea yang memberikan saya
kenangan-kenangan dan kartu nama dan sedikit berdiskusi dengan paper yang saya bawakan. Rata-rata dari
mereka tertarik dengan bahasan paper
saya terutama bagian ketidaksesuaian zonasi dengan pemanfaatan
ruang untuk ketenagalistrikan dan kompensasi yang diberikan kepada pemilik
tanah apabila tanahnya digunakan untuk kelistrikan. Saat itu saya
merasa excited banget banget! Gak
menyangka ketika berdiskusi dengan mereka, bagaimana mereka memberikan
pandangan yang sama tentang tema saya namun pada negaranya. Hal-hal kayak gini
yang diluar ekspektasi saya banget, sampai-sampai temen saya bilang “ih banyak
banget siy yang appresiasi lo, dan saya cuma bisa berucap syukur, dan ternyata
ini menstimulus saya untuk berkarya lagi. Pokoknya rasanya bikin nagih banget
deh, hehehe.
Selesai kegiatan workshop ini pun, saya merasa plong banget.
Kemudian mengajak teman saya untuk berkeliling mengitari KICC ini yang belum
sempat saya lakukan dihari pertama dan kedua. Dan mengingat hari keempat besok
program PPC hanya berupa technical tour
yang sudah pasti tidak akan kembali kedalam ruangan. Saya pun kemudian
mengitari setiap ruangan yang bisa dimasuki, dan mendapati ternyata setiap
ruangan dan bagian dari KICC ini di design sangat cantik, benar-benar multifungsi
dan artistik banget.
Dari kegiatan mengitari KICC, kemudian saya kembali ke hotel
untuk mempersiapkan diri bersama delegasi Indonesia lainnya untuk mempersiapkan
“gala dinner”. Jadi gala dinner ini, setiap delegasi Negara akan menampilkan
hiburan, boleh berupa tarian, nyayian atau apapun yang sifatnya entertain. Nah saat itu delegasi
Indonesia akan menampilkan tarian poco-poco dengan kostum batik dan beberapa
aksesoris. Euforia menghadiri malam gala dinner bagi saya sangat menyenangkan,
karena selain bisa bersenang-senang dengan delegasi lainnya, saya pun bisa
memperluas networking!. Moment-moment gala dinner dapat dilihat lewat foto
dibawah ini. Enjoy!