Menurut
jadwal, hari ketiga ini adalah hari terakhir di Madinah, karena besok kami akan
berangkat untuk melaksanakan ibadah umroh. Di hari ini sama seperti hari
sebelumnya kami pergi ke Masjid Nabawi dan menghabiskan sisa waktu dengan
membeli oleh-oleh. Tidak ada yang spesial untuk diceritakan di part ini, hanya
saja saya ingin bercerita tentang kuasa Allah Swt itu dekat. Begini ceritanya.
Selama
di Madinah, saya sekamar dengan tiga orang yang usianya jauh dari usia saya.
Ada Ibu Ika, Tante Narti dan Nenek. Mereka adalah orang-orang yang sangat baik
dan selalu mau mengajarkan saya tentang pelaksanaan umroh. Nah, dari awal saya
selalu bersama Ibu Ika kalau ke Masjid Nabawi ataupun pergi ke tempat-tempat
lainnya. Hal ini bukan karena saya dengan Tante Narti tidak akrab, tidak sama
sekali. Tante Narti ini sering merasa tidak enak sama kami karena tante harus
menuntun nenek yang sudah susah berjalan. Nenek tidak kuat jika harus jalan
cepat dan lama di masjid, sedangkan kami (saya dan Ibu Ika) sangat suka di
Masjid Nabawi. Karena itu lah, kami jarang bareng ke Masjid Nabawi.
Dan
pagi itu, setelah selasai dari kamar mandi untuk pergi solat subuh,
Ibu
Ika : Syifaaaa, ibu dateng bulan niy, duuh
gimana yaa?
Saya : Haa kok bisa bu? Gimana ceritanya (Bodoh
ga siy kayak gitu aja ditanya gimana ceritanya, padahal kan saya juga
ngalamin..hehe)
Ibu
Ika : Gak tau syif, mungkin ibu kecapean
kali yaa
Saya : Ohh bisa jadi bu, coba minum obat primolut
lagi aja bu
Ibu
Ika : Iyaa niy, ibu mungkin di hotel aja
hari ini biar istirahat
Saya : Oke bu
Nah,
pergilah saya dengan Tante Narti dan Nenek ke masjid. Biasanya Tante Narti ini
kalau pergi sama nenek tidak pernah menggunakan kursi roda karena sulit
digunakan kursi yang dipinjamkan pihak hotel. Namun, pada hari itu, tidak
demikian. Kami mencoba menggunakan kursi roda untuk membantu nenek berjalan
agar lebih cepat dan tidak melelahkan nenek. Benar saja, selama saya membantu
mendorong rodanya sangat berat sekali dan tidak bisa jika hanya sendirian. Tapi,
alhamdulilah kami sampai juga di Masjid Nabawi.
Nah,
setelah solat subuh,
Tante : Syifaa, ke Raudhoh yuk, tante belum bawa
nenek kesana niy
Saya : Waaaa, aku mau bangeet tantee, ntar aku
ajah yang dorong kursi nenek yaa
Tante : Bener? Gak usah ntar capek kasian kamu
Saya : Gak apa-apa tante, Insya Allah aku kuat
deh
Dan
kami pun mengantri yang cukup lama. Waktu yang kami ambil adalah pukul 09.00
KSA sedangkan sudah mengantri dari pukul 06.30 KSA. Dan benar ternyata kaki
saya pegel luar biasa. Untung saja, ada jalur khusus bagi pengguna kursi roda
sehingga kami tidak terdorong dengan jamaah lainnya.
Nah
disini, tante bilang:
Syifaa,
Alhamdulilah ya, ternyata Ibu Ika datang bulan bener-bener kuasa Allah padahal
belum tanggalnya (secara hitungan biologisnya). Jadinya ibu bisa ngajak nenek
ke Raudhoh dengan bantuan syifa. Kan biasanya syifa sama Ibu Ika mulu. Dari
kemarin mau ke Raudhoh tapi kasian nenek.
(Subhanaloh,
Maha Suci Allah yang punya kuasa atas seluruh alam ini).
And
U Know What?
Ketika
saya sampai nganterin nenek di Raudhoh, ternyata saya bisa solat juga loh,
dengan kondisi sangat lapaang dan lama. Bisa solat tidak didorong-dorong jamah
lainnya. Alhamdulilaah alhamdulilah alhamdulilah :D
Tante Narti dan Nenek |
No comments:
Post a Comment