Mei 2014,
kesempatan datang bagi saya untuk pergi ke Pulau Belitung, tepatnya ke Kabupaten
Belitung. As usual, kesempatan pergi
ke Belitung lagi-lagi untuk pekerjaan dengan persiapan yang sudah sangat matang
dan tanpa ada free schedule untuk jalan-jalan. Agak kecewa
sebenarnya, bahkan saya pun belum sempat browsing
lokasi pantai tempat syuting film laskar pelangi.
Sesampainya di
Bandara Hanandjoedin, saya langsung mencari mobil sewa untuk mengantar tim
mengunjungi Kantor Bappeda Kabupaten Belitung. Saat itu kami benar-benar perlu
gerak cepat karena harus mencari banyak data di beberapa instansi. Kantor yang
pertama kali kami kunjungi adalah Bappeda Belitung. Sengaja kami harus ke
kantor ini karena perlu menidaklanjuti apakah surat yang kami fax-kan sampai
sehingga kami tidak perlu menunggu disposisi surat survey. Alhamdulillah, surat
izinnya memang sudah sampai akan tetapi kepala bagian yang menangani
pengembangan KSCT tidak sedang ditempat. Kami pun perlu menunggu hingga sore
hari, dan memang rezeki anak soleh ya bapaknya bersedia banget waktu kerjanya overtime karena kedatangan tamu seperti
kami. Ahaha. Singkat cerita, di hari pertama survey ini pun sudah cukup banyak
informasi yang di dapat dan besok hanya tinggal mengambil data-datanya.
Alhamdulillah.
Well, dari
wawancara yang kami lakukan dengan bapak kepala bidang, banyak banget hal yang
menarik perhatian saya. Selain tentang potensi wisata Belitung yang keren, saya
banyak tertarik tentang cerita kolong. Oke,
I am going to tell about tourism in Belitung, let’s enjoy,
Sejak
kemunculan film laskar pelangi, Belitung menjadi terkenal dengan potensi
pariwisata terutama wisata pantai dan wisata bahari. Hal ini didukung dengan berbagai obyek dan keindahan alam
yang dimilikinya seperti pemandangan laut dan bawah laut yang jernih dan
formasi batuannya yang unik. Kabupaten
Belitung juga memiliki hamparan hutan (mangrove, hutan endemik) dan kawasan
tanaman pertanian (buah-buahan, kelapa sawit, karet) yang dapat dikembangkan sebagai
kawasan wisata. Kegiatan wisata lain
yang tidak kalah menarik untuk dikembangkan adalah wisata budaya dan sejarah,
wisata geologi, wisata agro dan wisata petualangan yang dilengkapi dengan
beragam atraksi seni dan budaya yang mencerminkan ciri khas daerah Belitung. Selain
itu, pantai-pantai di Kabupaten Belitung juga sesuai untuk
pengembangan wisata pantai (coastal tourism) dengan lokasi Pantai
Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Mabai, Pedaunan Indah,
Panyaeran, Teluk
Gembira, Pantai Tanjung Kiras, Batu Lubang dan Pantai
Tanjung Pendam.
Nah, dari sekian banyak wisata pantai, saya pun berkesempatan untuk mengunjungi pantai yang dijadikan lokasi syuting film laskar pelangi. Namanya Pantai Tanjung Tinggi yang terletak di Kecamatan Sijuk. Dibutuhkan waktu 30 menit dari ibukota Tanjung Pandan untuk sampai di pantai ini.
Wow, finally i'm touch down this place!
Begitulah kira-kira ungkapan hati saya saat itu. Tidak pernah kebayang ternyata Allah Swt mengizinkan ucapan hati saya saat pertama kali menonton film laskar pelangi. Pantainya bersih dan ternyata benar batu granitnya besar-besar. Saking excited-nya, saya pun menjadi orang yang norak banget liat pantai. Ahaha. Dan karena gak mau moment ke pantai ini terlewat begitu saja, saya pun segera berfoto-foto ria dengan teman saya. Hehe. Ahh ya di pantai ini terdapat sebuah tugu yang menjelaskan bahwa adegan yang ada di film laskar pelangi mengambil lokasi syuting disini.
|
Pantai Tanjung Tinggi |
Dan, tidak jauh dari Pantai Tanjung Tinggi juga terdapat Pantai Tanjung Kelayang yang berlokasi juga di Kecamatan Sijuk. Tidak jauh berbeda pemandangan pantai ini dengan Tanjung Tinggi, sama-sama cantik dan bersih pantainya. Dan yang menarik disini pasir pantainya halus dan berwarna putih. Saya pun melakukan hal norak lagi disini, selain foto-foto saya pun sengaja banget mengambil pasir pantainya untuk menjadi oleh-oleh teman kantor saya yang memang suka menitip oleh-oleh yang "tidak biasa". ahaha. Di lokasi pantai ini, saya pun bisa melihat sebuah batu granit besar yang menyerupai kepala burung garuda. Dan, pada tahun 2011 yang lalu, pantai ini dijadikan lokasi
perhelatan Sail Wakatobi Belitong, sejumlah yatch dunia pernah singgah di sini.
Saya pun masih sempat menyaksikan aroma acara itu saat berkunjung kesana,
seperti pohon-pohon yang sengaja ditanam oleh sejumlah menteri dan
pejabat-pejabat lainnya di sebuah sudut pantai, terlihat dari nama-nama yang
tertera di pohon-pohon itu.
|
Pantai Tanjung Kelayang |
Selain itu, hal yang menyenangkan berada di Belitung adalah fasilitas
tempat makan yang cukup banyak dengan menu makanan yang beragam (lokal, Padang, Jawa,
Indonesia, Eropa, Cina, dll). Namun, salah satu makanan khas yang sempat saya coba adalah Gangan, Sup Ikan Khas
Belitung. Sup Ikan ini menjadi salah satu daya tarik wisata kuliner di Belitung dan sangat menggugah selera makan. Makanan ini terbuat dari ikan laut (ikan kerisi), buah nanas, bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, terasi, asam, dan cabai.
|
Sup Gangan |
Selain mengenai pariwisata pantainya, hal yang menarik untuk
diceritakan di Belitung adalah kolong, yang relatif banyak jumlahnya. Berikut
ceritanya:
Kegiatan penambangan timah di Indonesia telah
berlangsung sejak 178 tahun lalu, berlokasi di sekitar Kepulauan Bangka,
Belitung, Karimun dan Kundur, serta di wilayah pesisir timur Pulau Sumatera.
Wilayah ini termasuk dalam jalur timah Indonseia (Indonesian Tin Belt)
yang terbentang sepanjang 3.000 kilometer dari Myanmar bagian utara, Thailand,
Malaysia, Kepulauan Riau dan membelah Kalimantan Barat. Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung merupakan salah satu daerah penghasil timah terbesar di
Indonesia, dengan luas wilayah 16.424,142 km². Konsekuensi logis dari kegiatan
penambangan timah adalah terbentuknya lobang bekas penambangan timah, yang
menurut istilah lokal wilayah Bangka Belitung disebut kolong atau lobang camuy. Dampak dari penambangan timah yang dilakukan
di wilayah Bangka Belitung telah menyebabkan terjadinya
kolong dengan berbagai ukuran yang pada umumnya terisi air yang berasal dari
air tanah, sungai dan air hujan, sebagimana layaknya reservoir alam. Cekungan
yang kemudian terisi air tersebut adalah bekas galian timah yang sudah
ditinggalkan. Kolong-kolong ini tersebar hampir diseluruh wilayah
Bangka-Belitung. Jika dihitung, jumlah kolong yang tersebar di Pulau Bangka dan
Belitung bisa mencapai 1000 kolong. Luasan masing-masing kolong pun bervariasi,
mulai dari seukuran kolam ikan, hingga mencapai luasan beberapa hektar. Karena
merupakan bekas penambangan timah, maka air yang menggenangi cekungan-cekungan
ini banyak mengandung logam berat seperti Zn, Pb, dan Cu yang berbahaya. Butuh
waktu cukup lama untuk menetralisir kandungan logam berat pada air ini,
setidaknya sekitar 10 tahun.
Dari ratusan kolong yang ada,
baru sekitar 20 persen yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan
sehari-hari, seperti mandi, mencuci, sumber air dimusim kemarau, pengairan
sawah dan usaha budidaya ikan. Selebihnya, kolong belum dimanfaatkan dengan
baik. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban di lobang camuy
karena tenggelam.
Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang
dilakukan PT Tambang Timah tahun 2003, jumlah kolong pasca penambangan timah di
wilayah Bangka dan Belitung sebanyak 887 kolong dengan luas 1.712,65 hektar,
yang terdiri dari 544 kolong dengan luas 1.035,51 hektar di Pulau Bangka, dan
sebanyak 343 kolong dengan luas 677,14 hektar di Pulau Belitung. Sebanyak 162
kolong telah dilakukan reklamasi, yakni 108 kolong di wilayah Pulau Bangka dan
54 kolong di wilayah Pulau Belitung. Berbagai jenis tanaman yang ditanam dalam
kegiatan reklamasi adalah akasia, albasia dan jambu mete. Sedangkan sebanyak
142 kolong telah ditimbun kembali setelah diberlakukannya sistem penambangan back
filling (1992-1998), dimana setiap galian harus ditimbun kembali.
Kolong yang keberadaannya berdekatan dengan
pemukiman penduduk dan berair jernih, sebagian besar atau sebesar 15,9 persen
atau sebanyak 141 kolong telah dimanfaatkan sebagai reservoir dan sumber air,
termasuk mandi dan mencuci. Namun, masih sedikit atau sebesar 4,28 persen atau
sebanyak 38 kolong yang dimanfaatkan untuk usaha perikanan, pertanian, sumber
air baku PDAM, dan rekreasi.
Pada umumnya perairan kolong
memiliki karakteristik yang spesifik dan akan mengalami perubahan menjadi
perairan yang stabil sejalan dengan umur perairan kolong pasca penambang. Dari ratusan kolong-kolong yang terdapat
di Kabupaten Belitung, 3 kolong diantaranya dimanfaatkan sebagai sumber air
yang dikelola oleh PDAM. Dan ada beberapa yang dijadikan tempat rekreasi dan
pemancingan. Adapun kolong yang dimanfaatkan sebagai sumber air bagi PDAM
tersebut adalah Kolong
Serkuk I, Kolong Serkuk II dan Kolong Dukong. Untuk mengetahui lebih jelas dari kolong yang dimaksud
beserta rekomendasi peruntukannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Indikasi Kolong Eks Tambang Terpilih
No
|
Nama Kolong
|
Wilayah
|
Rekomendasi
|
Kecamatan
|
Kelurahan
/ Desa
|
1
|
Juru Seberang 1
|
Tanjungpandan
|
Juru Seberang
|
- Peruntukan Wisata Air (Dayung)
- Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
- Peruntukan Sumber Air Baku
|
2
|
Juru Seberang 4
|
Tanjungpandan
|
Juru Seberang
|
- Peruntukan Wisata Air (Dayung)
- Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
- Peruntukan Sumber Air Baku
- Peruntukan Camping Ground
- Peruntukan Outbond
|
3
|
Badau
|
Badau
|
Badau
|
- Peruntukan Wisata Air
- Peruntukan Geo Wisata
- Peruntukan Sumber Air Baku
- Peruntukan Camping Ground
- Peruntukan Outbond
- Areal Motor Cross
|
4
|
Murai 2
|
Tanjungpandan
|
Air Rayak
|
- Peruntukan Wisata Air
- Peruntukan Geo Wisata
- Peruntukan Sumber Air Baku
|
5
|
Kelekak Usang 2
|
Tanjungpandan
|
Perawas
|
- Peruntukan Wisata Air
- Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
- Peruntukan Camping Ground
- Peruntukan Outbond
- Sumber Air Baku
|
6
|
Aik Kelubi
|
Tanjungpandan
|
Pangkalalang
|
- Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
- Peruntukan Geo Wisata
- Sumber Air Bersih Masyarakat Setempat
|
7
|
Murai 1
|
Tanjungpandan
|
Air Rayak
|
- Peruntukan Geo Wisata
|
8
|
Perawas 1
|
Tanjungpandan
|
Perawas
|
- Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
- Areal Motor Cross
|
9
|
Membalong
|
Membalong
|
Membalong
|
- Peruntukan Agro
Wisata
|
10
|
Aik Selumar
(Aik Balo)
|
Sijuk
|
Air Selumar
|
- Peruntukan Geo Wisata
- Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
|
Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks
Tambang Kab. Belitung 2012
Berikut dua profil kolong yang saya ketahui:
Kolong Juru Seberang berada di Kecamatan Tanjungpandan tepatnya berada
di Desa/Kel Juru Seberang. Kolong ini merupakan bekas penambangan timah. Kolong
ini diperkirakan usianya lebih dari 20 Tahun dengan kedalaman kolong
diperkirakan kurang lebih 7 meter. Luasan kolong diperkirakan sekitar 4,49 Ha.
|
Kolong Juru Seberang |
Kolong Badau berada di Kecamatan Badau tepatnya berada di Desa/Kel
Badau. Kolong ini merupakan kolong bekas penambangan kaolin. Kedalaman kolong
diperkirakan kurang lebih 3-5 meter. Sehari harinya kolong ini dimanfaatkan
untuk memancing ikan. Berdasarkan observasi lapangan diperkirakan kolong ini
baik untuk pengembangan budidaya ikan air tawar peruntukan wisata air, sumber
air baku, camping ground dan peruntukan outbond. Akses menuju kolong ini dari
Tanjungpandan diperkirakan hanya 20.75 Km atau 1 Km apabila ditempuh dari ibu
kota Kecamatan Badau. Kolong ini berada dalam IUP PT Timah dan PT.Nipindo
Kaolin Abadi.
|
Kolong Badau |
Oke sampai disini dulu cerita Belitungnya, semoga kita bisa bertemu di Belitung yaa, untuk melakukan snorkeling di Pulau Lengkuas. Mhihi
Sampai bertemu dicerita lainnya,