Tuesday, October 25, 2016

Bangka Barat "Kota Seribu Kue"

Assalamualaikum, Halooo, lama sekali ya saya tidak update blog ini. Padahal banyak banget yang ingin di posting, terutama tentang perjalanan yang telah saya lakukan. Yap, tentunya perjalanan yang tidak terlepas dari urusan pekerjaan saya selama satu tahun belakangan ini. Semoga semua cerita perjalanannya mampu saya tuliskan ya. Tentunya bukan untuk sombong tapi sekedar menjadi “memory” bagi saya. Jadi ketika saya rindu, saya bisa membaca catatan perjalanan saya.

Well, yang ingin saya cerita disini tentang kunjungan saya ke Kabupaten Bangka Barat. Lebih dari 1 (satu) tahun yang lalu saya mengunjungi Kabupaten Bangka Barat. Saat itu saya merasa excited tapi juga kesal dengan perjalanan pekerjaan ini. Saya excited karena saya tau kalau Kepulauan Bangka-Belitung indah sekali pemandangannya. Sebelumnya saya sudah pernah ke Kabupaten Belitung jadi saya memiliki keyakinan kalau Pulau Bangka pun sama indahnya dengan Pulau Belitung. Salain itu, yang bikin saya juga merasa excited karena list kabupaten yang belum saya kunjungi di Indonesia pun sedikit berkurang. Hehehe. Nah, lalu apakah yang bikin saya kesal? Yap, tentunya perjalanan pekerjaan yang cukup lama yaitu selama 2 minggu dan disaat bulan ramadhan. Sebenarnya sih gak salah juga keluar kota di Bulan Ramadhan yaa..hehehe. Meskipun kesal pergi di Bulan Ramadhan, saya tetap bisa menikmati perjalanan saya di Bangka Barat. Tentu saja ini karena banyaknya tempat wisata yang menarik perhatian saya.

Nah, ada apa sih di Kabupaten Bangka Barat?? Oke, Let’s check it out guys…

Pesanggrahan Menumbing
Bangunan Pesanggrahan Menumbing terletak di Bukit Menumbing, merupakan sebuah kastil yang dibangun pada masa penjajahan Belanda di ketinggian 445 m dpl. Komplek villa atau pesanggrahan peristirahatan pegawai perusahaan timah Bank Tinwinning Bedriff ini diperkirakan dibangun pada tahun 1927. Tempat ini dulu dijadikan tempat pengasingan Bung Hatta, Mr. Pringgodigdo, Komodor Surya Darma, Mr. Assa’at, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr. Moch Roem, sejak tanggal 22 Desember 1948 s.d 7 Juli 1949 pada masa pasca proklamasi kemerdekaan RI. Pesanggarahan ini sekarang telah dibangun beberapa fasilitas umum, seperti hotel, restoran, lapangan tenis, karoke keluarga, sport track, kolam renang, gazebo, dan lain-lain.

Pesanggrahan Muntok
Pesanggrahan ini terletak di Kota Muntok, dibangun pada tahun 1927 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Gedung ini merupakan salah satu tempat bersejarah karena disinilah Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno pernah diasingkan selama lebih dari lima bulan (Februari – Juli 1949). Dari gedung inilah beliau bersama-sama dengan para pemimpin dan pejuang bangsa pada masa itu seperti Moh. Hatta, Mr. Ag. Pringgpdogo, Mr. Assa’at, Komodor Surya Darma, Mr. Ali Sastoamijoyo, Mr. Moh. Roem, melanjutkan perjuangan melawan pemerintahan kolonial guna mempertahankan kemerdekaan NKRI yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Masjid Jami
Masjid ini terletak di Kecamatan Muntok, berdiri pada tahun 1879 (1300 H). Masjid ini merupakan masjid tertua di Kepulauan Bangka Belitung. Masjid ini dibangun oleh H. Abang Muhammad Ali (bergelar Tumenggung Kertanegara II), dibantu oleh H. Nuh dan H. Ya’kup serta masyarakat muntok.

Kelenteng Kung Fuk Miaw
Kelenteng ini merupakan kelenteng pertama di Muntok dari Mayor A Tiam, didirikan oleh bangsa Cina Kuatang dan Fu-Kien pada tahun 1820.

Rumah Mayor
Rumah Mayor Muntok dibuat pada zaman penjajahan Belanda. Rumah ini dulunya ditempati oleh seorang Mayor dari keturunan Cina. Tempat bersejarah ini terletak di Pasar Kota Muntok dan berjarak 0,9 km dari pusat Kota Muntok.

Museum Timah Indonesia
Awalnya gedung ini bernama Hoofdbureau Banka Tinwinning Bedriff dan sekaligus pusat pemerintahan (residen) Belanda di Pulau Bangka yang dibangun pada tahun 1915. Bangunan ini sekarang dijadikan Museum Timah Indonesia, sebuah museum edukasi yang menampilkan sejarah awal pembentukan Kota Muntok, sejarah tragedy Kapal Vyner Brooke, sejarah pengasingan tokoh perjuanan kemerdekaan NKRI, sejarah PT. Timah, Tbk dan penambangannya di Pulau Bangka.

Museum Timah Indonesia
Pantai Tanjung Kalian
Pantai ini hanya berjarak 7 km dari Kota Muntok dan dapat ditempuh lewat jalan beraspal atau menyusuri pantai berpasir putih. Ada sebuah mercusuar setinggi 56 m buatan Belanda dengan arsitektur bergaya Inggris, buatan tahun 1862, masih berdiri dengan kokoh. Mercusuar ini masih berfungsi dengan baik, memancarkan cahaya lampu sejauh 25 mil untuk memandu kapal-kapal yang keluar masuk Selat Bangka.

Pantai Tanjung Kalian
Mercusuar Tanjung Kalian
Pantai Baturakit
Pantai ini masih satu hamparan dengan Pantai Tanjung Kalian dan Pantai Muntokasin, sekitar 6 km dari Kota Muntok.

Senja di Pantai Baturakit
Pantai Tanjung Ular
Pantai ini berjarak 12 km dari Muntok. Pantai ini juga mempunyai Mercusuar buatan Belanda. Pantai Tanjung Ular sangat menarik wisatawan karena memiliki pasir putih dengan deretan pantai di sepanjang pantai.

Pantai Pasir Kuning
Pantai ini berjarak kurang lebih 116 km dari Kota Muntok, terletak sekitar 1,5 km dari pusat Kota Tempilang atau berada di Desa Tempilang, Kecamatan Tempilang. Pantai ini memiliki keunikan dikarenakan pasirnya yang berwarna kuning keemasan, landai dengan ombak yang tenang. Pantai ini juga menyimpan daya tarik wisata lainnya berupa pesta adat Perang Ketupat yang dilaksanakan setiap tahunnya untuk menyambut Ramadhan.

Pantai Siangau
Pantai ini terletak 73 km dari Kota Muntok, berada di Desa Teluklimau Kecamatan Paritiga. Pada pantai ini terdapat susunan batuan yang menjorok ke laut sehingga banyak pengunjung yang memancing, karena di pantai ini masih terdapat banyak jenis ikan pancing yang dapat dipancing dari pinggir pantai.

Selain wisata sejarah dan wisata pantai yang banyak terdapat di Kabupaten Bangka Barat, ada juga wisata kuliner khas Kabupaten Bangka Barat yang sangat lezat, beberapa kuliner yang pernah saya nikmati diantaranya:

Lempah Kuning Ikan
Lempah kuning merupakan masakah khas Bangka Barat, yang biasanya terbuat dari ikan kembung yang dimasak kuah dicampur dengan irisan nanas. Terkadang lempah kuning ini tidak selalu terbuat dari ikan, bisa juga terbuat dari daging ayam, daging kambing, atau rusuk muda sapi yang dicampur pucuk kedondong untuk menambah rasa asam. Harga yang ditawarkan pun relatif murah dan terjangkau bagi wisatawan. Pokoknya masakan lempah kuning ini harus kalian coba ketika mengunjungi Bangka Barat.

Empek-Empak Udang
Sudah tidak bisa dipungkuri bahwa empek-empek merupakan makanan yang paling enak dan terkenal hampir di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Nah termasuk di Kabupaten Bangka Barat, yang terkenal dengan empek-empek udangnya. Empek-empek udang ini pun sangat cocok dijadikan buah tangan dari Bangka Barat.

Otak-Otak Ikan Tenggiri
Otak-otak ikan tenggiri menjadi cemilan yang paling terkenal di Bangka Barat. Rasanya yang kenyal dan gurih menjadikan otak-otak ikan tenggiri ini banyak dicari oleh wisatawan.

Sebenarnya masih banyak sekali kuliner di Bangka Barat, saking banyaknya Kota Muntok ini terkenal dengan nama “Kota Seribu Kue”. Pada tahun 2010, Kota Muntok mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pemrakarsa dan penyelenggara pembuatan kue terbanyak dengan jenis terbanyak loh.

Well, hanya ini cerita saya untuk Kabupaten Bangka Barat. Dan saya merekomendasikan Bangka Barat untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata kalian. Karena kalian akan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan selama wisata di Bangka Barat.

See you guys in others story J