Saturday, December 27, 2014

Writing is My Passion

Beberapa hari lalu, saya membuka lemari belajar saya, dan saya menemukan 3 buku diary saya yang lama tak saya sentuh. Saya pun tergoda untuk membacanya kembali. Alhasil saya pun memulai membacanya kembali. Dan dari sana, saya bisa tau kenapa sekarang saya sangat suka menulis. Jika saya melihat kapan waktunya, saat itu saya mulai menulis di tahun 2002 dan masih duduk dibangku SD. Mungkin kesukaan saya menulis saat ini dimulai dengan hobby saya yang senang mengungkapkan perasaan ke dalam buku diary. Saya terbiasa menuliskan semua kisah sehari-hari saya, entah itu cerita menyenangkan, menyebalkan, ataupun cerita yang menyakiti perasaan saya. Biasanya hal yang saya ceritakan di buku diary adalah peristiwa yang tidak mampu saya ceritakan dengan mama. Saya banyak sekali menulis tentang teman-teman, cowo yang saya suka, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga sampai impian saya. Sebenarnya saya sudah tau kalau dari kecil saya suka menulis. Namun, saya tidak pernah tau bagaimana memulai cerita dan menuliskannya dengan baik. Saya hanya mampu menuangkan secara mentah apa yang saya rasakan dalam bentuk tulisan. Saya pun tidak pernah merasa apakah tulisan saya merupakan tulisan yang enak dibaca. Sampai pada akhirnya…

Memasuki semester 1 perkuliahan. Saat itu ada tugas Mata Kuliah Informasi Teknologi. Salah satu tugas yang harus dikerjakan adalah membuat blog dan memposting beberapa tulisan. Blog ini nantinya akan menjadi nilai dari salah satu tugas Informasi Teknologi tersebut. Saat itu saya hanya menuliskan cerita ringan yang saya coba ungkapan. Dan salah satu dari tulisan tersebut terdapat komentar dari Dosen saya yang mengatakan bahwa “saya memiliki bakat menulis”. Agak terheran-heran siy kenapa bisa dapat komentar seperti itu, apa iya benar demikian karena sebenarnya apa yang saya tulis di postingan blog saat itu merupakan hal sederhana. Sampai saya membuat tulisan lagi di blog saya, dan kemudian banyak banget respon dari orang-orang yang nyasar ke blog saya dan mereka menuliskan pesan di “shout mix” yang pernah saya pasang kala itu. Sebagian besar dari mereka berkomentar sangat positif dan memotivasi saya untuk mulai rajin nulis blog.

Hingga sampailah sekarang ini, saya cukup “merawat” blog saya meskipun kadang terbengkalai dengan rutinitas saya. Saya pun sekarang merasa harus sering menulis. Entah apapun yang ingin saya tuliskan. Yang jelas saya harus menumpahkan segala hal yang berkeliaran dalam imaji dan perasaan saya. Makanya kenapa saya memberi sebutan blog saya “celotehan hati di bumi manusia”. Hal ini didasari karena hobby saya yang suka banget ngedumel jika ada hal yang tidak sesuai dengan panca indra saya. Blog inilah yang mampu menjadi “ruang” bagi saya bercerita. Yap, saya butuh ruang untuk menuangkan segala pikiran saya. Entah tulisan itu akan bermanfaat atau tidak bagi orang lain, yang jelas saya harus menuliskannya.


Jika waktu kecil dulu saya tidak yakin kalau bakat saya menulis, maka sekarang saya merasa menulis adalah sedikit kemampuan yang harus terus saya asah & latih. Siapa yang tau, jika nanti tulisan yang saya tulis bisa sedikit memberi motivasi, inspirasi bagi orang lain dan mendatangkan uang. ahaha. Mungkin dengan tulisan ringan saya di blog ini, akan membawa saya untuk menjadi penulis buku “best-seller” ahahahaa.  

Friday, December 26, 2014

Menjajaki Wisata Belitung

Mei 2014, kesempatan datang bagi saya untuk pergi ke Pulau Belitung, tepatnya ke Kabupaten Belitung. As usual, kesempatan pergi ke Belitung lagi-lagi untuk pekerjaan dengan persiapan yang sudah sangat matang dan tanpa ada free schedule untuk jalan-jalan. Agak kecewa sebenarnya, bahkan saya pun belum sempat browsing lokasi pantai tempat syuting film laskar pelangi.

Sesampainya di Bandara Hanandjoedin, saya langsung mencari mobil sewa untuk mengantar tim mengunjungi Kantor Bappeda Kabupaten Belitung. Saat itu kami benar-benar perlu gerak cepat karena harus mencari banyak data di beberapa instansi. Kantor yang pertama kali kami kunjungi adalah Bappeda Belitung. Sengaja kami harus ke kantor ini karena perlu menidaklanjuti apakah surat yang kami fax-kan sampai sehingga kami tidak perlu menunggu disposisi surat survey. Alhamdulillah, surat izinnya memang sudah sampai akan tetapi kepala bagian yang menangani pengembangan KSCT tidak sedang ditempat. Kami pun perlu menunggu hingga sore hari, dan memang rezeki anak soleh ya bapaknya bersedia banget waktu kerjanya overtime karena kedatangan tamu seperti kami. Ahaha. Singkat cerita, di hari pertama survey ini pun sudah cukup banyak informasi yang di dapat dan besok hanya tinggal mengambil data-datanya. Alhamdulillah.

Well, dari wawancara yang kami lakukan dengan bapak kepala bidang, banyak banget hal yang menarik perhatian saya. Selain tentang potensi wisata Belitung yang keren, saya banyak tertarik tentang cerita kolong. Oke, I am going to tell about tourism in Belitung, let’s enjoy,

Sejak kemunculan film laskar pelangi, Belitung menjadi terkenal dengan potensi pariwisata terutama wisata pantai dan wisata bahari. Hal ini didukung dengan berbagai obyek dan keindahan alam yang dimilikinya seperti pemandangan laut dan bawah laut yang jernih dan formasi batuannya yang unik. Kabupaten Belitung juga memiliki hamparan hutan (mangrove, hutan endemik) dan kawasan tanaman pertanian (buah-buahan, kelapa sawit, karet) yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata. Kegiatan wisata lain yang tidak kalah menarik untuk dikembangkan adalah wisata budaya dan sejarah, wisata geologi, wisata agro dan wisata petualangan yang dilengkapi dengan beragam atraksi seni dan budaya yang mencerminkan ciri khas daerah Belitung. Selain itu, pantai-pantai di Kabupaten Belitung juga sesuai untuk pengembangan wisata pantai (coastal tourism) dengan lokasi Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Mabai, Pedaunan Indah, Panyaeran, Teluk Gembira, Pantai Tanjung Kiras, Batu Lubang dan Pantai Tanjung Pendam.  

Nah, dari sekian banyak wisata pantai, saya pun berkesempatan untuk mengunjungi pantai yang dijadikan lokasi syuting film laskar pelangi. Namanya Pantai Tanjung Tinggi yang terletak di Kecamatan Sijuk. Dibutuhkan waktu 30 menit dari ibukota Tanjung Pandan untuk sampai di pantai ini. 

Wow, finally i'm touch down this place! 

Begitulah kira-kira ungkapan hati saya saat itu. Tidak pernah kebayang ternyata Allah Swt mengizinkan ucapan hati saya saat pertama kali menonton film laskar pelangi. Pantainya bersih dan ternyata benar batu granitnya besar-besar. Saking excited-nya, saya pun menjadi orang yang norak banget liat pantai. Ahaha. Dan karena gak mau moment ke pantai ini terlewat begitu saja, saya pun segera berfoto-foto ria dengan teman saya. Hehe. Ahh ya di pantai ini terdapat sebuah tugu yang menjelaskan bahwa adegan yang ada di film laskar pelangi mengambil lokasi syuting disini. 

Pantai Tanjung Tinggi




Dan, tidak jauh dari Pantai Tanjung Tinggi juga terdapat Pantai Tanjung Kelayang yang berlokasi juga di Kecamatan Sijuk. Tidak jauh berbeda pemandangan pantai ini dengan Tanjung Tinggi, sama-sama cantik dan bersih pantainya. Dan yang menarik disini pasir pantainya halus dan berwarna putih. Saya pun melakukan hal norak lagi disini, selain foto-foto saya pun sengaja banget mengambil pasir pantainya untuk menjadi oleh-oleh teman kantor saya yang memang suka menitip oleh-oleh yang "tidak biasa". ahaha. Di lokasi pantai ini, saya pun bisa melihat sebuah batu granit besar yang menyerupai kepala burung garuda. Dan, pada tahun 2011 yang lalu, pantai ini dijadikan lokasi perhelatan Sail Wakatobi Belitong, sejumlah yatch dunia pernah singgah di sini. Saya pun masih sempat menyaksikan aroma acara itu saat berkunjung kesana, seperti pohon-pohon yang sengaja ditanam oleh sejumlah menteri dan pejabat-pejabat lainnya di sebuah sudut pantai, terlihat dari nama-nama yang tertera di pohon-pohon itu.

Pantai Tanjung Kelayang

Selain itu, hal yang menyenangkan berada di Belitung adalah fasilitas tempat makan yang cukup banyak dengan menu makanan yang beragam (lokal, Padang, Jawa, Indonesia, Eropa, Cina, dll). Namun, salah satu makanan khas yang sempat saya coba adalah Gangan, Sup Ikan Khas Belitung. Sup Ikan ini menjadi salah satu daya tarik wisata kuliner di Belitung dan sangat menggugah selera makan. Makanan ini terbuat dari ikan laut (ikan kerisi), buah nanas, bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, terasi, asam, dan cabai. 


Sup Gangan
Selain mengenai pariwisata pantainya, hal yang menarik untuk diceritakan di Belitung adalah kolong, yang relatif banyak jumlahnya. Berikut ceritanya:

Kondisi Kolong
Kegiatan penambangan timah di Indonesia telah berlangsung sejak 178 tahun lalu, berlokasi di sekitar Kepulauan Bangka, Belitung, Karimun dan Kundur, serta di wilayah pesisir timur Pulau Sumatera. Wilayah ini termasuk dalam jalur timah Indonseia (Indonesian Tin Belt) yang terbentang sepanjang 3.000 kilometer dari Myanmar bagian utara, Thailand, Malaysia, Kepulauan Riau dan membelah Kalimantan Barat. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia, dengan luas wilayah 16.424,142 km². Konsekuensi logis dari kegiatan penambangan timah adalah terbentuknya lobang bekas penambangan timah, yang menurut istilah lokal wilayah Bangka Belitung disebut kolong atau lobang camuy. Dampak dari penambangan timah yang dilakukan di wilayah Bangka Belitung telah menyebabkan terjadinya kolong dengan berbagai ukuran yang pada umumnya terisi air yang berasal dari air tanah, sungai dan air hujan, sebagimana layaknya reservoir alam. Cekungan yang kemudian terisi air tersebut adalah bekas galian timah yang sudah ditinggalkan. Kolong-kolong ini tersebar hampir diseluruh wilayah Bangka-Belitung. Jika dihitung, jumlah kolong yang tersebar di Pulau Bangka dan Belitung bisa mencapai 1000 kolong. Luasan masing-masing kolong pun bervariasi, mulai dari seukuran kolam ikan, hingga mencapai luasan beberapa hektar. Karena merupakan bekas penambangan timah, maka air yang menggenangi cekungan-cekungan ini banyak mengandung logam berat seperti Zn, Pb, dan Cu yang berbahaya. Butuh waktu cukup lama untuk menetralisir kandungan logam berat pada air ini, setidaknya sekitar 10 tahun.

Dari ratusan kolong yang ada, baru sekitar 20 persen yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, sumber air dimusim kemarau, pengairan sawah dan usaha budidaya ikan. Selebihnya, kolong belum dimanfaatkan dengan baik. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban di lobang camuy karena tenggelam.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan PT Tambang Timah tahun 2003, jumlah kolong pasca penambangan timah di wilayah Bangka dan Belitung sebanyak 887 kolong dengan luas 1.712,65 hektar, yang terdiri dari 544 kolong dengan luas 1.035,51 hektar di Pulau Bangka, dan sebanyak 343 kolong dengan luas 677,14 hektar di Pulau Belitung. Sebanyak 162 kolong telah dilakukan reklamasi, yakni 108 kolong di wilayah Pulau Bangka dan 54 kolong di wilayah Pulau Belitung. Berbagai jenis tanaman yang ditanam dalam kegiatan reklamasi adalah akasia, albasia dan jambu mete. Sedangkan sebanyak 142 kolong telah ditimbun kembali setelah diberlakukannya sistem penambangan back filling (1992-1998), dimana setiap galian harus ditimbun kembali.

Kolong yang keberadaannya berdekatan dengan pemukiman penduduk dan berair jernih, sebagian besar atau sebesar 15,9 persen atau sebanyak 141 kolong telah dimanfaatkan sebagai reservoir dan sumber air, termasuk mandi dan mencuci. Namun, masih sedikit atau sebesar 4,28 persen atau sebanyak 38 kolong yang dimanfaatkan untuk usaha perikanan, pertanian, sumber air baku PDAM, dan rekreasi.

Pada umumnya perairan kolong memiliki karakteristik yang spesifik dan akan mengalami perubahan menjadi perairan yang stabil sejalan dengan umur perairan kolong pasca penambang. Dari ratusan kolong-kolong yang terdapat di Kabupaten Belitung, 3 kolong diantaranya dimanfaatkan sebagai sumber air yang dikelola oleh PDAM. Dan ada beberapa yang dijadikan tempat rekreasi dan pemancingan. Adapun kolong yang dimanfaatkan sebagai sumber air bagi PDAM tersebut adalah Kolong Serkuk I, Kolong Serkuk II dan Kolong Dukong. Untuk mengetahui lebih jelas dari kolong yang dimaksud beserta rekomendasi peruntukannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Indikasi Kolong Eks Tambang Terpilih
No
Nama Kolong
Wilayah
Rekomendasi
Kecamatan
Kelurahan / Desa
1
Juru Seberang 1
Tanjungpandan
Juru Seberang
-     Peruntukan Wisata Air  (Dayung)
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Peruntukan Sumber Air  Baku
2
Juru Seberang 4
Tanjungpandan
Juru Seberang
-     Peruntukan Wisata Air (Dayung)
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Peruntukan Sumber Air Baku
-     Peruntukan Camping Ground
-     Peruntukan Outbond
3
Badau
Badau
Badau
-     Peruntukan Wisata Air
-     Peruntukan Geo Wisata
-     Peruntukan Sumber Air Baku
-     Peruntukan Camping Ground
-     Peruntukan Outbond
-     Areal Motor Cross
4
Murai 2
Tanjungpandan
Air Rayak
-     Peruntukan Wisata Air
-     Peruntukan Geo Wisata
-     Peruntukan Sumber Air Baku
5
Kelekak Usang  2
Tanjungpandan
Perawas
-     Peruntukan Wisata Air
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Peruntukan Camping Ground
-     Peruntukan Outbond
-     Sumber Air Baku
6
Aik Kelubi
Tanjungpandan
Pangkalalang
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Peruntukan Geo Wisata
-     Sumber Air Bersih Masyarakat Setempat
7
Murai 1
Tanjungpandan
Air Rayak
-     Peruntukan Geo Wisata
8
Perawas 1
Tanjungpandan
Perawas
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Areal Motor Cross
9
Membalong
Membalong
Membalong
-     Peruntukan Agro  Wisata
10
Aik Selumar
(Aik Balo)
Sijuk
Air Selumar
-     Peruntukan Geo Wisata
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar


Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kab. Belitung 2012

Berikut dua profil kolong yang saya ketahui:

Kolong Juru Seberang
Kolong Juru Seberang berada di Kecamatan Tanjungpandan tepatnya berada di Desa/Kel Juru Seberang. Kolong ini merupakan bekas penambangan timah. Kolong ini diperkirakan usianya lebih dari 20 Tahun dengan kedalaman kolong diperkirakan kurang lebih 7 meter. Luasan kolong diperkirakan sekitar 4,49 Ha.

Kolong Juru Seberang

Kolong Badau
Kolong Badau berada di Kecamatan Badau tepatnya berada di Desa/Kel Badau. Kolong ini merupakan kolong bekas penambangan kaolin. Kedalaman kolong diperkirakan kurang lebih 3-5 meter. Sehari harinya kolong ini dimanfaatkan untuk memancing ikan. Berdasarkan observasi lapangan diperkirakan kolong ini baik untuk pengembangan budidaya ikan air tawar peruntukan wisata air, sumber air baku, camping ground dan peruntukan outbond. Akses menuju kolong ini dari Tanjungpandan diperkirakan hanya 20.75 Km atau 1 Km apabila ditempuh dari ibu kota Kecamatan Badau. Kolong ini berada dalam IUP PT Timah dan PT.Nipindo Kaolin Abadi. 

Kolong Badau
Oke sampai disini dulu cerita Belitungnya, semoga kita bisa bertemu di Belitung yaa, untuk melakukan snorkeling di Pulau Lengkuas. Mhihi

Sampai bertemu dicerita lainnya,
Sukabumi, 26-12-2014

Thursday, December 25, 2014

Laa Tahzan #part 7

Seperti janji saya pada cerita sebelumnya, saya ingin menuliskan perjalanan umroh pertama saya hingga part 7. Dan, ini sepertinya sudah part terakhir dari cerita saya sehingga sangat membutuhkan niat ekstra untuk menceritakan & menuliskan karena sudah lebih satu tahun dari pelaksanaan umroh saya. Ahaha. Disini pun saya berusaha mengingat apa yang terkesan di hari ke 7 perjalanan umroh saya. Actually, agak susah bagi saya untuk menuliskan apa yang saya alami saat itu, kenapa? Karena saya cenderung pelupa dalam mengingat nama tempat sehingga perlu sedikit browsing tentang tempat-tempat yang saya kunjungi kala itu. Hehe

Hari ketujuh adalah hari yang sangat sangat saya khawatirkan selagi menjalani ibadah umroh. Bahkan sebelum berangkat umroh saya sudah mencoba untuk menghindari dengan beberapa cara yang dianjurkan agar hari tersebut tidak datang. Hari yang tidak saya inginkan terjadi bahkan saya selalu berdoa semoga waktunya mundur. Yap, hari yang dimaksud adalah hari haid saya. Jujur saja, saya sedih banget ketika saya ternyata tidak bisa melanjutkan perjalanan ibadah saya. Sempet kecewa banget dan bilang Ya Allah kenapa siy kok akhirnya saya haid pas lagi umroh? Kenapa tidak nanti saja pas selesai umroh? Kan nanggung banget tinggal 3 hari saya di Mekkah. Jujur disini saya kecewa banget, karena waktu saya umroh tidaklah lama dan rasanya sayang banget tidak bisa ke Masjidil Haram di akhir perjalanan umroh saya. Padahal saya sudah meminum obat penunda haid yang selalu saya minum setiap hari mulai dari sebelum berangkat umroh hingga saya selesai umroh. (Obat penunda haid adalah sejenis obat Pil KB, yang terpaksa saya minum & sedikit membuat saya takut jika mempunyai efek samping terhadap hormon saya). Tapiii, apa daya saya? Toh saya tidak punya kuasa apa-apa tentang kedatangan haid saya itu. Dan seharusnya saya bersyukur karena saya punya siklus haid yang normal.  Saat itu, saya coba menepis semua pikiran buruk yang ada dan mencoba ikhlas menerima haid ini. Saya pun bilang ke ketua kelompok saya, kalau saya tidak ikut umroh kedua. Karena rencana saat itu, kami akan menjalankan perjalanan umroh kedua dengan mengambil miqat di Tanaim. Tanaim adalah tempat miqat umroh yang paling dekat (kurang lebih 5 km dari masjidil haram). Di Tanaim terdapat Masjid Siti Aisyah r.a yang juga dikenal sebagai Masjid Tanaim. Pada tahun 10 Hijriah, Siti Aisyah r.a melakukan solat dan mengambil miqat disini sehingga Tanaim ini sebagai tempat miqat umroh yang paling afdal bagi kaum wanita. Namun sayang sekali, saya tidak bisa untuk mengambil miqat dan melaksanakan umroh kedua saya karena faktor haid.

Alhasil, saya pun hanya di hotel bersama Ibu Bunga (nama bukan sebenarnya) yang ternyata juga sedang haid sehingga kami pun menghabiskan waktu bersama. Saya pun lebih banyak di kamar untuk istirahat dan mengobrol dengan mama via sms. Saat itu, mama bilang: “mba gak usah sedih, Allah Maha Tahu yang Terbaik. Mungkin kemarin mba kecapean terus sama Allah dikasih istirahat dulu, berdoa aja supaya cepet selesai haidnya”. Percakapan dengan mama itulah yang memotivasi saya untuk berpikir positif, meskipun kita sudah berusaha maksimal tapi kalau Allah Swt punya kehendak lain, maka saya bisa apa selain ikhlas menerimanya kan? Disaat saya mencoba ikhlas karena kedatangan haid saya, saya pun berujar dan berdoa dalam hati, bilang sama Allah, kalau memang saya harus haid, iyaa gapapa deh tapi nanti pas hari terakhir saya ingin bisa Tawaf Wada boleh kan saya Ya Allah. Begitu terus bilang dalam hati sembari saya beristirahat dan menemani Ibu Bunga yang banyak bercerita tentang kisah hidupnya. Saya pun masih ingat cerita ibunya tentang bagaimana ia menjalani ujian dari Allah dalam merawat suaminya yang dikasih sama Allah dengan berbagai penyakit selama akhir hayatnya. Dan bagaimana ia berusaha keras mencari nafkah untuk membiayai pengobatan dan biaya sekolah anaknya yang akan masuk perguruan tinggi. Hmm, mungkin ceritanya siy sama kayak cerita sinetron yang ada televisi yaa, namun dari kisahnya ini saya belajar bagaimana menjadi seorang perempuan yang kuat dan selalu berusaha untuk mengandalkan diri sendiri dalam menjalani hidup.

Selain itu, waktu saya pun dihabiskan untuk menemani Ibu Bunga berbelanja yang punya list belanjaan cukup banyak. Awalnya, saya hanya benar-benar menemaninya, tapi apa daya saya, ternyata naluri berbelanja saya pun tidak bisa ditahan-tahan lagi apalagi melihat banyak diskonan dimana-mana. Padahal saya sebelumnya berencana belanja sama papa di malam hari, tapi yaudahlah ya nanti belanja lagi aja sama papa. Hehehe. Sebenarnya selain berbelanja, saya pun sempat berwisata ke Jabal Rahmah yang merupakan agenda dari travel. 

Jabal Rahmah merupakan tempat bertemunya antara Nabi Adam dan Hawa, setelah terpisah selama puluhan tahun sejak diturunkan dari surga. Nah, di Jabal Rahmah ini terdapat tugu peringatan yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi dan ternyata banyak ‘disalahpahami’ oleh umat islam. Tugu yang dibuat sebagai monumen peringatan atas sebuah sejarah ternyata dijadikan ‘berhala modern’ untuk meminta. Ada yang meminta jodoh, rezeki, panjang umur, dan lain sebagainya. Didepan tugu itu ada aja orang-orang yang melakukan sejumlah ritual seperti menempelkan foto, tanda-tangan, tulisan coretan, dsb. Well, karena saya tidak membawa foto laki-laki yang saya suka dan saya pun belum tau siapa pendamping hidup saya nanti, alhasil saya tidak ikutan coret-coret nama saya & pasangan saya di Jabal Rahmah (dan Naudzubillah melakukan hal-hal tersebut). Hehehe. Namun, karena di Jabal Rahmah pun dianjurkan untuk berdoa tentang jodoh maka saya melakukannya dalam hati semoga Allah memberikan jodoh yang baik agama, ilmu & hatinya. Konon katanya kalau sudah punya nama calon pasangan hidup terus kita sebut namanya di Jabal Rahmah ini insya allah akan dikabulkan menjadi jodoh kita. Dan saya pun punya banget impian untuk ke Jabal Rahmah lagi bersama suaminya saya, entah untuk melaksanakan haji atau umroh.  Aamiin

di Jabal Rahmah

Others mama a.k.a Ummi

-epilog-
Maaf banget baru sempet menyelesaikan tulisan ini. Padahal draft tulisannya sudah dari tahun 2013. Ah ya, dan ternyata hari haid saya pun hanya berlangsung 1,5 hari saja. Alhamdulillah banget, Allah mengabulkan pinta saya. Saya akhirnya bisa malaksanakan tawaf wada sebelum meninggalkan Mekkah. Agak was-was saat itu tapi sungguh rasanya legaaa banget bisa menyelesaikan rangkaian umroh. Tulisan perjalanan umroh saya bukanlah bermaksud untuk sombong, semata-mata hanya ingin berbagi pengalaman dan sekaligus menjadi kenangan bagi pribadi saya ketika kangen suasana Masjid Nabawi & Masjidil Haram. Syukur-syukur jika tulisan sederhana ini menjadi inspirasi bagi teman-teman semua untuk beribadah umroh dan saya doakan insya allah segera ke Mekkah!!! 

Saya pun bercita-cita ingin kembali ke Mekkah & Madinnah untuk menjalankan ibadah haji & umroh bersama suami saya. *semoga pas bikin tulisan ini, Malaikat meng-aamiinin tulisan saya ini*. Insya Allah saya pun berusaha untuk berjuang di jalan Allah dan diberikan kekuatan sama Allah Swt. Aamiin. 

Dan maafkan jika ada salah kata. 

Wassalamualaikum Wr. Wb


Wednesday, December 10, 2014

Dear, Ainun

Entah kenapa saya ingin menyampaikan perasaan yang saya rasakan. Melihat adik saya sudah menikah rasanya benar-benar bahagia karena sudah ada orang lain yang mau bertanggung jawab untuk menjaga dirinya. Tetapi disatu sisi, saya merasa sediiih banget karena takut dan khawatir akan kehidupan jauh dirinya dari keluarga.

Entah apa juga yang ada di pikirannya, sampai akhirnya sangat berani memutuskan untuk memilih hidup merantau jauh dari mama & papa. Saya berharap bukan karena ketidak-sukaannya dengan kehidupan Jakarta. Normalnya seharusnya saya mendukung pilihan Inun memilih tinggal dengan suami. Tapi sejujurnya saya sangat sangat berat hati dan hanya bisa menangis mengingat kenangan kecil saya bersama adik saya. Iyap, terlalu banyak kenangan manis yang Allah Swt berikan terhadap saya dengan kehadiran Inun.

Masih ingat dalam ingatan saya, ketika kecil ditanya mama, inun mau tidur dengan siapa. Saat itu, Inun memilih untuk tidur bareng dengan saya. Yang ketika tidur saya suka mengelus-ngelus kepala inun dan yang diam-diam cium kening Inun ketika tidur. Saya pun masih ingat, ketika kecil Inun yang suka ngikutin saya kemana pun saya main. Sampai-sampai mama marahin saya kalau gak ngajak adiknya main. Waktu itu rasanya sebel banget karena kemana pun mainnya pasti ada Inun. Sampai gak sengaja saya pernah mendorong Inun hingga terjatuh nangis. Dan saat itu inun jatuh ke lubang air dan nangis kenceng dan saya pun dimarahin.

Ingat juga, ketika kecil setiap lebaran, baju yang mama belikan pasti modelnya hampi selalu sama kayak Inun. Pengen rasanya memiliki baju lebaran yang berbeda tapi tidak dibolehkan oleh mama. Dan ketika kecil, ingat juga mama yang selalu menegur saya dan minta tolong ke saya buat bantuin adiknya belajar dan bikin PR. Jujur rasanya saat itu kalau bukan karena mama, males banget ngajarin Inun. Iya males karena Inun malah milih merhatiin acara TV, gak merhatiin apa yang saya terangkan sampai-sampai PR Inun saya yang mengerjakan! Sampai akhirnya, adik saya tumbuh remaja dan punya teman dekat perempuan sehingga dia tidak mengikuti saya kemana pun saya main.

Entah apa yang ada di pikiran saya dari kecil, yang saya tau hanya ingin adik saya tidak kekurangan satu pun kebutuhannya, ingin melindunginya dan berusaha untuk menjadikan adik saya pintar. Saya berusaha untuk menyemangati dan menasehati bagaimana seharusnya Inun belajar sehingga bisa lulus dari setiap ujian. Saya tau banget, gimana kerasnya Inun belajar ketika menghadapi ujian tapi hasilnya tidak selalu seperti yang diharapkan. Namun, saya ingat dengan jelas, peristiwa ketika Inun akhirnya bisa lulus ujian masuk UNDIP. Yap, ujian terakhir dari banyak ujian saringan masuk yang diikutinya. Saat itu bukan hanya mama dan papa yang terharu, saya pun juga. Karena bagaimana pun Inun harus bareng saya kuliahnya. Iyap, Inun harus bareng saya kuliahnya, karena mama bilang mama tidak bisa bantu belajar dan hanya saya yang bisa diandalkan untuk mengajarinya. Sampai akhirnya semua doa kami dikabulkan.

Terlepas dari semua kenangan yang ada, saya merasa sedih karena harus jauh dari dirinya. Ungkapan saya yang selalu bilang “lo tuh selalu ngikutin gw” rasanya seperti tidak berlaku lagi. Tapi saya berharap ungkapan itu adalah takdir seorang kakak & adik yang tidak bisa dihalangin apapun juga sehingga berharap untuk bersama saya disini.

Terlepas dari semua kejadian beberapa bulan ini yang membuat dirinya stress. Percayalah bahwa akan rencana Allah yang paling indah untuk Inun. Sabar dan ikhlas menerimanya. Satu hal yang harus Inun tetap lakukan adalah harus berusaha bukan hanya berdiam menerima segalanya terjadi begitu saja. Dan jangan pernah menganggap diri Inun bodoh karena sesungguhnya kebodohan bisa diubah dengan usaha keras. Berjuanglah menjalani hidup dan jangan pernah berhenti belajar.

Bagi saya, Inun adalah adalah adik terbaik saya. Adik yang selalu mendengarkan segala impian hidup dan cita-cita saya. Adik yang selalu bisa menerima emosi saya ketika ada keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan saya. Adik yang selalu ingin saya jaga. Adik yang nurut segala ucapan saya (berharap selamanya masih mau mendengarkan nasihat saya). Adik yang bisa menyeimbangkan diri saya yang korelis. Adik yang amat sangat saya kasihi.

Dan semoga ada cara lain yang bisa Inun lakukan untuk membuat mama dan papa bangga sama Inun dan tidak memberikan rasa sakit hati lagi bagi mama & papa.

Huwaa sediih kangen Inun tapi kenapa jauh banget yaa

Sunday, September 21, 2014

Aku Yakin Pada-Mu, Ya Allah


Ya Allah,

Kadang aku tidak mengerti Engkau,
Kadang aku marah kepada-Mu,
Kadang aku membenci-Mu,
Kadang aku menyerah berdoa,
Kadang aku menyerah percaya kepada-Mu

Tetapi aku yakin…
Di alam semesta ini ada sebuah kekuatan besar yang selalu melindungiku,memperhatikanku, mendengarkan doa-doaku.

Dialah Allah. Dan kepada-NYA aku memohon.
Kepada-NYA aku menyerahkan diri.

AKU YAKIN PADAMU, YA ALLAH




*Note from Aku Doamu, berdoa dengan hati, berdoa demi sakit hati. Written By A.K*