Friday, December 26, 2014

Menjajaki Wisata Belitung

Mei 2014, kesempatan datang bagi saya untuk pergi ke Pulau Belitung, tepatnya ke Kabupaten Belitung. As usual, kesempatan pergi ke Belitung lagi-lagi untuk pekerjaan dengan persiapan yang sudah sangat matang dan tanpa ada free schedule untuk jalan-jalan. Agak kecewa sebenarnya, bahkan saya pun belum sempat browsing lokasi pantai tempat syuting film laskar pelangi.

Sesampainya di Bandara Hanandjoedin, saya langsung mencari mobil sewa untuk mengantar tim mengunjungi Kantor Bappeda Kabupaten Belitung. Saat itu kami benar-benar perlu gerak cepat karena harus mencari banyak data di beberapa instansi. Kantor yang pertama kali kami kunjungi adalah Bappeda Belitung. Sengaja kami harus ke kantor ini karena perlu menidaklanjuti apakah surat yang kami fax-kan sampai sehingga kami tidak perlu menunggu disposisi surat survey. Alhamdulillah, surat izinnya memang sudah sampai akan tetapi kepala bagian yang menangani pengembangan KSCT tidak sedang ditempat. Kami pun perlu menunggu hingga sore hari, dan memang rezeki anak soleh ya bapaknya bersedia banget waktu kerjanya overtime karena kedatangan tamu seperti kami. Ahaha. Singkat cerita, di hari pertama survey ini pun sudah cukup banyak informasi yang di dapat dan besok hanya tinggal mengambil data-datanya. Alhamdulillah.

Well, dari wawancara yang kami lakukan dengan bapak kepala bidang, banyak banget hal yang menarik perhatian saya. Selain tentang potensi wisata Belitung yang keren, saya banyak tertarik tentang cerita kolong. Oke, I am going to tell about tourism in Belitung, let’s enjoy,

Sejak kemunculan film laskar pelangi, Belitung menjadi terkenal dengan potensi pariwisata terutama wisata pantai dan wisata bahari. Hal ini didukung dengan berbagai obyek dan keindahan alam yang dimilikinya seperti pemandangan laut dan bawah laut yang jernih dan formasi batuannya yang unik. Kabupaten Belitung juga memiliki hamparan hutan (mangrove, hutan endemik) dan kawasan tanaman pertanian (buah-buahan, kelapa sawit, karet) yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata. Kegiatan wisata lain yang tidak kalah menarik untuk dikembangkan adalah wisata budaya dan sejarah, wisata geologi, wisata agro dan wisata petualangan yang dilengkapi dengan beragam atraksi seni dan budaya yang mencerminkan ciri khas daerah Belitung. Selain itu, pantai-pantai di Kabupaten Belitung juga sesuai untuk pengembangan wisata pantai (coastal tourism) dengan lokasi Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Mabai, Pedaunan Indah, Panyaeran, Teluk Gembira, Pantai Tanjung Kiras, Batu Lubang dan Pantai Tanjung Pendam.  

Nah, dari sekian banyak wisata pantai, saya pun berkesempatan untuk mengunjungi pantai yang dijadikan lokasi syuting film laskar pelangi. Namanya Pantai Tanjung Tinggi yang terletak di Kecamatan Sijuk. Dibutuhkan waktu 30 menit dari ibukota Tanjung Pandan untuk sampai di pantai ini. 

Wow, finally i'm touch down this place! 

Begitulah kira-kira ungkapan hati saya saat itu. Tidak pernah kebayang ternyata Allah Swt mengizinkan ucapan hati saya saat pertama kali menonton film laskar pelangi. Pantainya bersih dan ternyata benar batu granitnya besar-besar. Saking excited-nya, saya pun menjadi orang yang norak banget liat pantai. Ahaha. Dan karena gak mau moment ke pantai ini terlewat begitu saja, saya pun segera berfoto-foto ria dengan teman saya. Hehe. Ahh ya di pantai ini terdapat sebuah tugu yang menjelaskan bahwa adegan yang ada di film laskar pelangi mengambil lokasi syuting disini. 

Pantai Tanjung Tinggi




Dan, tidak jauh dari Pantai Tanjung Tinggi juga terdapat Pantai Tanjung Kelayang yang berlokasi juga di Kecamatan Sijuk. Tidak jauh berbeda pemandangan pantai ini dengan Tanjung Tinggi, sama-sama cantik dan bersih pantainya. Dan yang menarik disini pasir pantainya halus dan berwarna putih. Saya pun melakukan hal norak lagi disini, selain foto-foto saya pun sengaja banget mengambil pasir pantainya untuk menjadi oleh-oleh teman kantor saya yang memang suka menitip oleh-oleh yang "tidak biasa". ahaha. Di lokasi pantai ini, saya pun bisa melihat sebuah batu granit besar yang menyerupai kepala burung garuda. Dan, pada tahun 2011 yang lalu, pantai ini dijadikan lokasi perhelatan Sail Wakatobi Belitong, sejumlah yatch dunia pernah singgah di sini. Saya pun masih sempat menyaksikan aroma acara itu saat berkunjung kesana, seperti pohon-pohon yang sengaja ditanam oleh sejumlah menteri dan pejabat-pejabat lainnya di sebuah sudut pantai, terlihat dari nama-nama yang tertera di pohon-pohon itu.

Pantai Tanjung Kelayang

Selain itu, hal yang menyenangkan berada di Belitung adalah fasilitas tempat makan yang cukup banyak dengan menu makanan yang beragam (lokal, Padang, Jawa, Indonesia, Eropa, Cina, dll). Namun, salah satu makanan khas yang sempat saya coba adalah Gangan, Sup Ikan Khas Belitung. Sup Ikan ini menjadi salah satu daya tarik wisata kuliner di Belitung dan sangat menggugah selera makan. Makanan ini terbuat dari ikan laut (ikan kerisi), buah nanas, bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, terasi, asam, dan cabai. 


Sup Gangan
Selain mengenai pariwisata pantainya, hal yang menarik untuk diceritakan di Belitung adalah kolong, yang relatif banyak jumlahnya. Berikut ceritanya:

Kondisi Kolong
Kegiatan penambangan timah di Indonesia telah berlangsung sejak 178 tahun lalu, berlokasi di sekitar Kepulauan Bangka, Belitung, Karimun dan Kundur, serta di wilayah pesisir timur Pulau Sumatera. Wilayah ini termasuk dalam jalur timah Indonseia (Indonesian Tin Belt) yang terbentang sepanjang 3.000 kilometer dari Myanmar bagian utara, Thailand, Malaysia, Kepulauan Riau dan membelah Kalimantan Barat. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia, dengan luas wilayah 16.424,142 km². Konsekuensi logis dari kegiatan penambangan timah adalah terbentuknya lobang bekas penambangan timah, yang menurut istilah lokal wilayah Bangka Belitung disebut kolong atau lobang camuy. Dampak dari penambangan timah yang dilakukan di wilayah Bangka Belitung telah menyebabkan terjadinya kolong dengan berbagai ukuran yang pada umumnya terisi air yang berasal dari air tanah, sungai dan air hujan, sebagimana layaknya reservoir alam. Cekungan yang kemudian terisi air tersebut adalah bekas galian timah yang sudah ditinggalkan. Kolong-kolong ini tersebar hampir diseluruh wilayah Bangka-Belitung. Jika dihitung, jumlah kolong yang tersebar di Pulau Bangka dan Belitung bisa mencapai 1000 kolong. Luasan masing-masing kolong pun bervariasi, mulai dari seukuran kolam ikan, hingga mencapai luasan beberapa hektar. Karena merupakan bekas penambangan timah, maka air yang menggenangi cekungan-cekungan ini banyak mengandung logam berat seperti Zn, Pb, dan Cu yang berbahaya. Butuh waktu cukup lama untuk menetralisir kandungan logam berat pada air ini, setidaknya sekitar 10 tahun.

Dari ratusan kolong yang ada, baru sekitar 20 persen yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, sumber air dimusim kemarau, pengairan sawah dan usaha budidaya ikan. Selebihnya, kolong belum dimanfaatkan dengan baik. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban di lobang camuy karena tenggelam.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan PT Tambang Timah tahun 2003, jumlah kolong pasca penambangan timah di wilayah Bangka dan Belitung sebanyak 887 kolong dengan luas 1.712,65 hektar, yang terdiri dari 544 kolong dengan luas 1.035,51 hektar di Pulau Bangka, dan sebanyak 343 kolong dengan luas 677,14 hektar di Pulau Belitung. Sebanyak 162 kolong telah dilakukan reklamasi, yakni 108 kolong di wilayah Pulau Bangka dan 54 kolong di wilayah Pulau Belitung. Berbagai jenis tanaman yang ditanam dalam kegiatan reklamasi adalah akasia, albasia dan jambu mete. Sedangkan sebanyak 142 kolong telah ditimbun kembali setelah diberlakukannya sistem penambangan back filling (1992-1998), dimana setiap galian harus ditimbun kembali.

Kolong yang keberadaannya berdekatan dengan pemukiman penduduk dan berair jernih, sebagian besar atau sebesar 15,9 persen atau sebanyak 141 kolong telah dimanfaatkan sebagai reservoir dan sumber air, termasuk mandi dan mencuci. Namun, masih sedikit atau sebesar 4,28 persen atau sebanyak 38 kolong yang dimanfaatkan untuk usaha perikanan, pertanian, sumber air baku PDAM, dan rekreasi.

Pada umumnya perairan kolong memiliki karakteristik yang spesifik dan akan mengalami perubahan menjadi perairan yang stabil sejalan dengan umur perairan kolong pasca penambang. Dari ratusan kolong-kolong yang terdapat di Kabupaten Belitung, 3 kolong diantaranya dimanfaatkan sebagai sumber air yang dikelola oleh PDAM. Dan ada beberapa yang dijadikan tempat rekreasi dan pemancingan. Adapun kolong yang dimanfaatkan sebagai sumber air bagi PDAM tersebut adalah Kolong Serkuk I, Kolong Serkuk II dan Kolong Dukong. Untuk mengetahui lebih jelas dari kolong yang dimaksud beserta rekomendasi peruntukannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Indikasi Kolong Eks Tambang Terpilih
No
Nama Kolong
Wilayah
Rekomendasi
Kecamatan
Kelurahan / Desa
1
Juru Seberang 1
Tanjungpandan
Juru Seberang
-     Peruntukan Wisata Air  (Dayung)
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Peruntukan Sumber Air  Baku
2
Juru Seberang 4
Tanjungpandan
Juru Seberang
-     Peruntukan Wisata Air (Dayung)
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Peruntukan Sumber Air Baku
-     Peruntukan Camping Ground
-     Peruntukan Outbond
3
Badau
Badau
Badau
-     Peruntukan Wisata Air
-     Peruntukan Geo Wisata
-     Peruntukan Sumber Air Baku
-     Peruntukan Camping Ground
-     Peruntukan Outbond
-     Areal Motor Cross
4
Murai 2
Tanjungpandan
Air Rayak
-     Peruntukan Wisata Air
-     Peruntukan Geo Wisata
-     Peruntukan Sumber Air Baku
5
Kelekak Usang  2
Tanjungpandan
Perawas
-     Peruntukan Wisata Air
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Peruntukan Camping Ground
-     Peruntukan Outbond
-     Sumber Air Baku
6
Aik Kelubi
Tanjungpandan
Pangkalalang
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Peruntukan Geo Wisata
-     Sumber Air Bersih Masyarakat Setempat
7
Murai 1
Tanjungpandan
Air Rayak
-     Peruntukan Geo Wisata
8
Perawas 1
Tanjungpandan
Perawas
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar
-     Areal Motor Cross
9
Membalong
Membalong
Membalong
-     Peruntukan Agro  Wisata
10
Aik Selumar
(Aik Balo)
Sijuk
Air Selumar
-     Peruntukan Geo Wisata
-     Peruntukan Budidaya Ikan Air Tawar


Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kab. Belitung 2012

Berikut dua profil kolong yang saya ketahui:

Kolong Juru Seberang
Kolong Juru Seberang berada di Kecamatan Tanjungpandan tepatnya berada di Desa/Kel Juru Seberang. Kolong ini merupakan bekas penambangan timah. Kolong ini diperkirakan usianya lebih dari 20 Tahun dengan kedalaman kolong diperkirakan kurang lebih 7 meter. Luasan kolong diperkirakan sekitar 4,49 Ha.

Kolong Juru Seberang

Kolong Badau
Kolong Badau berada di Kecamatan Badau tepatnya berada di Desa/Kel Badau. Kolong ini merupakan kolong bekas penambangan kaolin. Kedalaman kolong diperkirakan kurang lebih 3-5 meter. Sehari harinya kolong ini dimanfaatkan untuk memancing ikan. Berdasarkan observasi lapangan diperkirakan kolong ini baik untuk pengembangan budidaya ikan air tawar peruntukan wisata air, sumber air baku, camping ground dan peruntukan outbond. Akses menuju kolong ini dari Tanjungpandan diperkirakan hanya 20.75 Km atau 1 Km apabila ditempuh dari ibu kota Kecamatan Badau. Kolong ini berada dalam IUP PT Timah dan PT.Nipindo Kaolin Abadi. 

Kolong Badau
Oke sampai disini dulu cerita Belitungnya, semoga kita bisa bertemu di Belitung yaa, untuk melakukan snorkeling di Pulau Lengkuas. Mhihi

Sampai bertemu dicerita lainnya,
Sukabumi, 26-12-2014

No comments: