Sunday, January 26, 2014

An Answer From S.R.D.D




do you know
I own a story in my head
none about nation nor science
it'a all about a girl
a girl who you could fall for
even without starring at her face
she has a sweat voice
that you'll enjoy words by words you and she have
and if you try to understand her mind
unconsciously you would say: brililiant!

sometimes, you wish to see a smile on her look
so radiant, beautifully, it would
and if you're walking through into her eyes
you'll find out a charity along together with courage
as she spells the black magic
you would be intoxicated by it's witchery
and if you meet her in cinema, street, or classroom

you can call her: Asyifa

Pertama kali mau mengucapkan terima kasih buat kamu, yang tentunya bukan karena video sederhana ini. Terimakasih atas segala waktu kamu yang sudi banget untuk memperhatikan saya. Ahaha.

Well, video ini sebenarnya bukan pertama kali juga saya lihat karena saya pun mempunyai rekaman asli dari video ini. Dan dulu pengen banget bilang semua foto/video yang kamu ambil saat KKN itu fokusnya cuma ada satu yaitu: Saya!

Dan, kalau kamu memberikan nama video ini A Message From S.R.D.D
Maka postingan saya kali ini saya beri judul An Answer From S.R.D.D (ahahaha maksa banget kan).

Oke, let’s start from the beginning.

Saya mengenal kamu pertama kali saat kegiatan pembekalan KKN di kampus. Kesan pertama saya melihat kamu adalah cuek dan sepertinya susah untuk diajak kerjasama dalam kegiatan KKN. Hehee. Kemudian, karena saat itu kita terpaksa berada dalam satu rumah yang disewa bareng dengan teman-teman kelompok selama 1 bulan, itu cukup membuat saya mengenal kamu lebih.

Hmm, agak lupa obrolan pertama dengan kamu. Yang jelas waktu itu obrolannya cukup berat dan kamu punya banyak pengetahuan tentang itu, dan saya suka cowok yang lebih tau banyak daripada saya. Dan kamu pun mulai banyak berbicara dan peduli dengan kegiatan KKN kita saat itu.

Saya pun mulai tau kalau kamu punya rasa perhatian yang lebih untuk saya. Mungkin karena penasaran dengan saya. Tapi, saya gak pernah mau tau itu karena bisa membuat saya tidak nyaman. Iya, saya tidak nyaman kalau kamu suka dengan saya. Saya lebih senang sebuah pertemanan yang sederhana yang penuh dengan pengalaman hidup bukan yang selalu membuat saya berfikir. Bagi saya cukup profesi saya yang mengharuskan saya berfikir jauh. Hehehe

Dan, saya ingin banget menyampaikan pribadi kamu dari beberapa percakapan yang tersimpan dalam message di sosial media saya:

Orangnya suka sekali diskusi hal-hal yang berat dan sedikit ajaib.
Kendi    : Apa ada hal lain yg bisa kita ributin malam minggu ini?
Syifa     : Gak ada
Kendi    : Benarkah?
Syifa     : Iya, Mungkin km yg mau ngobrol
Kendi    : Politik konspirasi dg sedikit bumbu agama?
Syifa     : Ogaah ah, gak nyampe otaknya mikir

Orang yang suka bilang saya galak
Kendi    : Hey.. Kebetulan bgt
Syifa     : apa
Kendi    : Galak
Saya      : Galak apa
Kendi    : Harus nya km ngetik sesuatu yg histeris spt: haaiii.. Kend, apa kbr?
Syifa     : Owh gitu yaa, haaiii.. Kend, apa kbr?
Kendi    : Umm.. Lumayan, meskipun msh brasa galaknya. Msh jd planner?

Well, udah ah segitu dulu sudah mulai ngantuk lagi soalnya. Pokoknya terima kasih buat kamu-lah. hehehe

Friday, January 24, 2014

Wisata Dadakan: Gunung Padang

Haalooo insomniaa, kamu berhasil membuat saya membuka netbook dan melanjutkan ketikan saya untuk blog. hehe. Dan, kali ini saya ingin menulis tentang jalan-jalan saya ke Gunung Padang Tahun 2013 lalu. 

Untuk saya, tahu mengenai Gunung Padang sebenarnya sudah cukup lama. Awal mulanya tahu dari cerita saudara saya yang orang Sukabumi dan kemudian kebetulan membaca artikel di majalah National Geografi yang memang saya sempat berlangganan majalah tersebut. Pada saat membaca saya tidak merasa ingin pergi ke tempat tersebut. Hanya baru-baru ini, tepatnya pada awal tahun 2013 kemarin saya agak penasaran ingin tau seperti apa Gunung Padang. Itupun karena banyak bahasan di media sosial dan beberapa forum diskusi online yang heboh membahas tentang Gunung Padang. Hebohnya ini karena Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam melakukan penelitian Situs Gunung Padang. Menurut penelitian yang dilakukan tersebut mengungkapkan bahwa ada sejenis "Piramida" dibawah Gunung Padang yang dibuat oleh manusia bukan bentukan alam. Usia "Piramida" Gunung Padang tersebut diperkirakan 4.700-10.900 tahun sebelum masehi. Nah, bila dibandingkan dengan Piramida Giza di Mesir, yang hanya 2.500 SM maka usia "Piramida" Gunung Padang lebih tua daripada Piramida Giza yang artinya bahwa peradaban manusia pertama adanya di Indonesia bukan di Mesir. Namun pembuktian ini menurut pakar geologi masih belum maksimal sehingga masih ragu terhadap "Piramida" tersebut.  

Hasil Laboratorium Beta Analityc Radiocarbon Dating (BETA) di Miami, Amerika Serikat, yang diakui secara internasional, berhasil menentukan umur atau usia absolut situs ini. Pada kedalaman 0,5 meter situs ini berusia 500 Sebelum Masehi (SM). Pada kedalaman 3 meter, situs ini berusia 4700 SM. 

"Ditemukannya struktur batu pada kedalaman tersebut membuktikan bahwa di Indonesia pernah ada bangunan yang dibuat oleh manusia pada 4700 SM atau jauh lebih tua dari bangunan-bangunan kuno yang ada di dunia. Sebagai pembanding, bangunan piramida di Mesir dibuat pada sekitar 3000 SM. Hasil ekskavasi arkeologi di Gunung Padang ini tentu saja telah mengubah peradaban dunia."

"Jika di Gunung Padang ditemukan susunan batu buatan manusia sampai dengan kedalaman 8 meter, maka dunia pun akan tercengang. Pada kedalaman tersebut kemungkinan akan ditemukan bukti peradaban umat manusia pada 11600 SM. Padahal peradaban besar dunia baik di Mesopotamia, Mesir, Cina, maupun Yunani yang tertua berusia sekitar 4000 SM." (M
ajalah Tempo edisi 27 Agustus 2012 berjudul "Mencari Terang di Gunung Padang)

Nah, dari kehebohan berita tersebut, alhasil saya pun mengeluarkan celetukan ke temen-temen kerja saya untuk jalan-jalan ke Situs Megalithikum tersebut. Dan, sesuai dugaan saya respon mereka malah banyak bertanya tentang Gunung Padang tersebut sehingga ajakan saya pun tidak langsung di ‘iyakan” oleh mereka. Saya pun kemudian mengurungkan rencana tersebut untuk tidak diteruskan karena memang sudah disibukkan dengan pekerjaan.

Tapi, beberapa bulan kemudian, ada salah seorang teman saya yang ternyata niat banget pergi ke Gunung Padang (melebihi niat saya saat itu hehe). Dan kami pun merencanakan perjalanan ke Gunung Padang dengan sangat mendadak sekali!. Iya mendadak, karena kami tidak tahu jalan, belum bilang ke orang tua dan harus mencari supir untuk membawa mobilnya, dan kami merasa tidak ada kesempatan waktu lagi kalau kami tidak berangkat besok Sabtu, 29 Juni 2013. *Ahaha Sok sibuk banget yaa* :p

Kalau ditanya bagaimana pergi ke Gunung Padang?. Maka saya tidak menyarankan kalian yang membaca blog ini mengikuti perjalanan yang kami pilih. Kenapa? Karena sangat membutuhkan waktu yang sangat lama. Yap, hampir 7 jam perjalanan kami baru sampai di Gunung Padang. Bodoh banget kan kan. Padahal seharusnya hanya butuh 3 jam perjalanan saja. Kok bisa sampai 7 jam perjalanan? Gini ceritanya. 

Sebenarnya untuk pergi ke Gunung Padang yang berlokasi di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat cukup dengan mengambil rute ke arah puncak via Tol Jagorawi. Tetapi karena pada hari Sabtu jalur puncak sudah sangat padat sekali maka kami mengambil rute menuju menuju Sukabumi terlebih dahulu baru kemudian Cianjur. Normalnya jika melalui jalur puncak hanya butuh 3 jam tetapi kalau melalui jalur Sukabumi-Cianjur bisa sampai 7 jam. Jauh banget kan waktu tempuhnya? Nah maka itu saya sangat menganjurkan ambilah jalur puncak dan jangan pergi terlalu siang kalau berangkat di hari Sabtu karena jalur puncak sering padat arus lalu lintasnya.

Sampai di Desa Warung Kondang ada papan nama yang menunjukkan arah menuju Situs Gunung Padang. Ikutin saja jalan tersebut kurang lebih jarak 20 km yang ditempuh lebih dari satu jam maka akan sampai di Situs Gunung Padang. Melewati jalan ini haruslah berhati-hati karena banyak lubang di permukaan jalan dan banyak tikungan yang cukup tajam. Saat itu, kami tiba sekitar pukul 15.00 WIB dan sudah sangat khawatir kalau sudah tutup karena terlalu sore tibanya. Tapi Alhamdulilah, ternyata kami masih bisa masuk ke Situs Gunung Padang.

Sebagai informasi tiket masuk ke Situs Gunung Padang sangat-sangat murah sekali, yaitu hanya Rp 2.000/orang. Nah karena kami baru pertama kali kesana dan disarankan untuk membawa pemandu maka kami pun menyewa pemandu dengan tujuan untuk mendapatkan infromasi tentang situs tersebut, mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan berbagi rezeki dengan masyarakat disana.

Tiket Masuk Situs Megalith Gn. Padang
Dan, untuk mencapai lokasi situs, kami harus melalui tangga yang sangat curam. Sebenarnya ada tangga yang lebih landai, namun karena disarankan pemandu untuk mencoba tangga yang aslinya (yang lebih curam) maka kami pun mencobanya. And you know what? Asliiiiii tanjakkan tangganya bikin pegel betis bangeeet bangettt. Padahal jumlah anak tangganya gak terlalu banyak juga. Untung aja siy abang pemandu sabar nungguin saya dan satu temen saya yang harus beberapa kali berhenti untuk minum dan mengambil nafas. Hehehe. Nah, karena kami kapok melalui tangga aslinya, maka ketika pulang pun kami menggunakan tangga yang lebih landai. 
Tangga Menuju Lokasi Gn. Padang
Tangga yang lebih landai yang sengaja dibuat oleh pemerintah setempat
Dan sesampainya di lokasi situs, dengan bodohnya saling nanya, Ehh ini yaa batu-batunya? Yang jelas-jelas disitu memang cuma ada batuan doang. Nah, karena kami tidak mempelajari disiplin ilmu geologi ataupun arkeologi, alhasil kami pun tidak begitu mengerti tentang perdebatan usia bebatuan tersebut. Tetapi yang jelas batuan tersebut menimbulkan suara-suara yang nyaring jika kita ketok-ketok dan bentuk batunya berbeda. Untuk bangunannya sendiri terdiri dari lima teras dengan ukuran berbeda-beda. Batu-batu tersebut belum sama sekali mengalami sentuhan tangan manusia dalam artian belum dikerjakan atau dibentuk oleh tangan manusia. Balok-balok batu yang jumlahnya sangat banyak itu tersebar hampir menutupi bagian puncak Gunung Padang.

Pemandangan disekitar Situs Gn.Padang yang udaranya sejuk banget



Well, terlepas dari perdebatan usia bebatuan di Gn. Padang, kalau saya melihat dari perspektif disiplin ilmu yang saya pelajari, Situs Gn. Padang ini memang telah menjadi tempat tujuan wisata di Kab. Cianjur. Namun, sebagai tempat tujuan wisata, aksesibilitas menuju lokasi ini sangat disayangkan sekali karena kondisi jalannya rusak dan tidak ada moda transportasi yang menjangkau hingga ke lokasi. Satu-satunya moda angkutan yang dapat mengantarkan hanya berupa ojek. Sebenarnya ada angkutan desa hingga ke Desa Karyamukti namun jumlahnya sangat minim sekali dengan waktu kedatangan yang cukup lama. Selain itu, ada beberapa area yang bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat disekitar lokasi yaitu adanya perkebunan teh yang cukup luas. Entah apakah perkebunan itu milik pemerintah atau swasta tetapi yang jelas jika ini didorong pengembangannya mungkin bisa meningkatkan tambahan ekonomi bagi masyarakat sekitar. 

Nah, segitu deh cerita singkat akibat penyakit insomnia saya, penyakit yang membuat saya sedikit produktif di malam hari tentunya..ahahah :p

Wednesday, January 8, 2014

Papa

Kalau ingat untuk jangan pernah mengeluh menjalani kehidupan, maka orang yang saya jadikan panutan adalah papa. Yap, papa memiliki nama lengkapnya Sunarto Harjo Mulyo, anak terakhir dari lima bersaudara yang dibesarkan di Klaten, Jawa Tengah. Hingga memasuki usia 20-an hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib dan bertemu dengan jodoh hidupnya (re: bertemu mama). hehehe

Yap, papa ini seorang laki-laki yang sangat sederhana dan selalu mementingkan kebutuhan anaknya. Papa yang selalu menomor satukan pendidikan kepada anak-anaknya. Papa yang selalu baik hati antar jemput anaknya hingga sekarang saya berusia 25 tahun. Papa yang punya tingkat kekhawatiran tinggi tehadap anak-anaknya.

Kalau ingat kenangan masa kecil saya tentang papa, maka yang pertama saya ingat adalah orang yang selalu menciumi hidung saya disaat saya kecil hingga kemudian berhenti saat saya memasuki SMP. Iyaa, papa senang banget cium anak-anaknya sehabis pulang kerja dan saat itu, saya selalu kesal karena geli dan merasa kebauan. Hehehe.

Papa juga yang selalu memaksa saya untuk aktif setiap kegiatan ekstra-kulikuler di sekolah. Saya yang bisa dibilang anak rumahan sebenarnya sangat malas untuk mengikuti segala aktifitas di sekolah tetapi karena papa yang selalu memaksa, mengantarkan dan menunggui saya mengikuti kegiatan ekstra-kulikuler maka saya pun terpaksa menjalaninya sampai akhirnya saya terbiasa dengan aktifitas ekstra tersebut. Bahkan saat saya kuliah dulu, papa lah yang berpesan kalau saya harus ikut BEM atau himpunan. Sampai pada akhirnya papa pula yang memotivasi saya untuk mengambil posisi ketua himpunan (yang sebenarnya saya ingin bilang tidak ke papa).

Papa juga yang selalu mengajarkan saya untuk berusaha menjadi nomor satu, untuk menjadi anak perempuan diatas rata-rata dan selalu mengajarkan saya untuk tampil cantik. Papa pun suka mengomentari pakaian saya kalau saya senonoh berpakaian. Bahkan dulu, saya dilarang menggunakan baju yang terlihat minim.

Papa yang sampai saat ini masih suka masuk kamar hanya untuk mengecek apakah saya sudah tidur dan mematikan TV yang selalu saya biarkan menyala hingga pagi. (dan disini saya hanya pura-pura tidur pah, sekalipun saya beneran sudah tidur saya tau kalau papa masuk kamar pasti sudah jam 02.00 wib).

Ah yaa, papa juga laki-laki paling rajin pergi solat ke masjid, salut sama papa, dulu saat masih kerja semalam apa pun pulang kantor, paginya papa sudah solat subuh di masjid dan berangkat setelah subuh. Sampai-sampai saya hanya bisa bertegur sapa di hari sabtu-minggu.

Papa pun laki-laki yang menjadi mahrom saya ketika saya menjalani ibadah umroh. Beliau yang sempat ragu untuk ibadah ke Mekkah karena ketakutannya, dan Alhamdulillah sekarang malah ingin terus di Mekkah.

Ahh, papa, saya sangat menyayangi mu dan berusaha untuk tidak pernah mengecewakan dan selalu berusaha penuhi pinta mu. Dan saya merasa masih banyak sekali kekurangan saya dalam penuhi pinta papa. Maaf ya pah.. :(

Hmm, dan saya ingin sekali memiliki pasangan hidup seperti papa. Laki-laki yang cerdas, penyayang, pelindung, dan sederhana dalam hidup. Saya ingin sekali untuk tidak membuat papa khawatir melihat saya menghadapi dunia. Dan semoga saya segera bertemu dengan laki-laki seperti papa. Aamiin. 



Monday, January 6, 2014

2014: Don't Cry

Well, banyak diantara teman-teman yang punya resolusi di tahun 2014 ini. Yap, resolusi untuk menjadi lebih baik, untuk tercapai mimpi, cita-cita dan target hidup. Dan, ini tentu berlaku untuk diri saya juga. Dan tahun 2014 ini, terlintas dipikiran saya, bahwa di tahun 2014 ini, saya hanya ingin untuk tidak menangis karena sebuah kesedihan. Saya tidak ingin lagi terus menangis hanya karena saya merasa membuat kecewa orang-orang yang saya sayangi dan saya tidak ingin lagi terus menangis karena melihat diri saya sendiri. Saya hanya ingin tangisan saya adalah sebuah tangisan bahagia melihat terkabulnya doa untuk mereka yang saya sayangi. Dan izinkan saya untuk tidak pernah menangis lagi Ya Allah. Saya pun Takut Menangis.