Wednesday, December 6, 2017

Mengikuti Kongres? Gimana Sih Caranya?

Assalamualaikum Wr. Wb, kali ini saya akan menceritakan sebuah pengalaman luar biasa yang telah Allah Swt berikan kepada saya. Pengalaman yang saya sendiri masih tidak percaya diri kalau telah mengalaminya dan mampu melewatinya. Sebuah pengalaman yang mengajarkan saya banyak hal dan membuat saya untuk terus semangat belajar.

Pengalaman tersebut adalah ketika saya berkesempatan mengikuti sebuah kongres di Kyoto-Jepang. Sebuah kongres internasional yang banyak dihadari oleh kalangan professional dari negara-negara di Asia-Pasifik. Nama kongresnya adalah Pan Pacific Congress of Real Estates Appraisers, Valuers, and Counselors. Nah, saya akan membagi pengalaman saya ini kedalam beberapa part dalam blog ini karena banyaknya yang ingin saya ceritakan. Kira-kira akan ada 7 part atau lebih tentang kongres ini yang berisi pengalaman yang saya rasakan, tips dan trik mempersiapkan dan mengikuti kongres dan tentunya tentang Kyoto-Jepang sendiri. 

Well, sesuai judulnya, gimana sih caranya saya bisa sampai bisa mengikuti kongres tersebut?

Ceritanya bermula dari (lagi-lagi) keisengan saya dalam mencoba sesuatu yang baru. Iseng untuk berinisiatif mengirimkan sebuah abstrak ke dalam suatu kegiatan kongres. Nah saat itu, ada sebuah poster di sebuah website penilai Indonesia (www.mappi.or.id) bahwa akan ada sebuah agenda Kongres Internasional di Jepang yang mengajak siapa pun yang berkecimpung di dunia penilaian maupun real estate untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Salah satu ajakan pada poster tersebut adalah mengajak siapa pun yang mempunyai tulisan untuk dapat mengirimkannya asalkan tulisan tersebut sesuai dengan tema kongresnya (“Call for Paper”). Karena saya merasa tertantang sekali untuk menulis ilmiah dalam bahasa Inggris dan sangat tergiur untuk mengikuti kongres tersebut dengan GRATIS, maka saya berfikir saat itu, “ah gak ada salahnya banget mencoba kirim abstrak, siapa tau memang bisa ke Jepang lagi kan”.

As you know, saya pun mulai seriusin dengan memikirkan tema apa yang bagus untuk paper di acara kongres tersebut. Ternyata semakin memikirkan tema yang akan diambil maka semakin berkali-kali saya ganti tema. Merasa gak pede sama tema yang sudah dipilih hingga sempat terpikir “ah gak jadi deh kirim abstraknya”.

Tapiii, karena kekeuh sekali ingin kembali ke Jepang, saya pun “memaksa” diri saya untuk merelakan waktu sehabis pulang kerja untuk menyalakan laptop kemudian browsing dan membaca banyak referensi lagi, lagi dan lagi agar saya yakin sama tema yang dipilih. Saya pun mulai “nyicil” setiap malam untuk mulai menulis abstraknya. Disini nih berasa banget semangat sekaligus “mandeg” mikirin kemana sih arah menulis yang saya lakukan. Namun entah mengapa, saya pun ngebatin “Cipoy, let’s writing your paper, you have interesting topic, and you’re going to Japan again!”  Nah loh, kalimat inilah yang kemudian membuat saya terhipnotis hingga saya harus optimis untuk terus berusaha.

Hingga akhirnya, waktu untuk mengirim abstrak tinggal hitungan hari lagi, teman kantor saya sudah mengirimkan abstraknya, dan di akhir Bulan Maret yang merupakan batas waktu pengiriman abstrak, saya akan mengikuti pendidikan di Kota Balikpapan. Sempat merasa panik dan ingin menyelesaikan “apa adanya” tuh abstrak lagipula cuma 300 kata doang. Tapi saya ternyata malah mengurungkan niatnya, karena merasa harus di proofread lagi, batin saya saat itu “gak apalah mendekati batas waktu ngirimnya, yang penting tidak melebih batas waktu pengiriman abstrak”. Jadilah saya harus membawa buku-buku yang menjadi literatur saya ke Balikpapan.  

Akhirnya, saya pun mengirimkan abstrak tepat 4 hari sebelum batas waktu pengiriman abstrak (abstrack submission deadline) yang telah ditentukan oleh committee. Kelihatannya masih dalam taraf wajar ya saya mengirimnya, tapi kondisi saya saat itu, benar-benar terpecah konsentrasinya karena akan menghadapi ujian dari pendidikan yang saya ikuti. Mengumpulkan konsentrasi dan semangat adalah kunci saya yang akhirnya cukup percaya diri untuk mengirimkan abstrak. Saat itu saya meracuni cara berpikir saya “kalau saya gak pernah coba mengirimkannya, saya gak akan pernah tau hasilnya dan menjadi orang yang kalah sebelum berperang”

Alhamdulilah, saya pun telah mengirimkan abstraknya, dan notifikasi email yang menginformasikan bahwa file abstrak saya telah diterima dengan baik oleh committee pun saya dapatkan keesokan harinya.


Dan saat menunggu pun terasa lama sekali, bikin deg-degan dan penuh harap sekali. Lagi-lagi saya melakukan ritual saya setelah berusaha yaitu “berdoa, ikhlas, dan tawakal”. Hingga akhirnya memasuki bulan April 2016.

ACCEPTANCE NOTIFICATION

Lima Belas April Dua Ribu Enam Belas merupakan jadwal pemberitahuan diterima atau tidaknya abstrak yang saya kirimkan ke panitia kongres. Namun, sayang di tanggal tersebut tidak ada satupun email membahagiakan yang masuk. Berkali-kali cek email lewat HP maupun PC tetap tidak ada email dari panitia kongres tersebut. Saya pun memberanikan diri bertanya ke teman saya yang juga ikutan mengirimkan abstrak, siapa tau teman saya itu mendapat email notifikasi dari panitia sementara saya tidak dapat. Ketika saya tanya, ternyata teman saya pun tidak mendapatkan email apapun dari panitia. Sehingga kami berkesimpulan “Paper kita tidak lolos”.

Huh, rasanya nyesek aja (entah apa yang menyesakan dada, mungkin karena terlalu berharap lolos kali ya), sedikit sedih dan ya sudahlah, toh sudah mencobanya. Maka saya pun mulai menyibukan diri untuk tidak memikirkannya.

Sampai akhirnya saya pun sudah berada di Osaka-Jepang di akhir April 2016. (loh kok bisa duluan ke Jepang?? Yap, jadi pada saat saya menyelesaikan abstrak paper tersebut, saya dan teman-teman telah memiliki agenda traveling ke Jepang ). Hehehe

Tepat pada tanggal 20 April 2016, disaat pocket WiFi yang di-share ber-delapan baru diaktifkan kembali, ada kerlap-kerlip biru di layar HP saya yang menandakan ada email baru yang masuk. Pikir saya, “ah ini pasti email kerjaan minggu lalu” coba liat subjectnya “subject apaan nih? kok subjectnya kayak pakai bahasa kanji, tau aja kalau saya lagi di Jepang sampai-sampai isi email pun menyesuaikan si pemilik ada dimana” haha. Karena penasaran dan sebelum pocket WiFi-nya dimatikan lagi, saya langsung dong masuk ke email, nge-skip semua notif whatsapp, line, dan sosial media lainnya. Memastikan keyakinan mata saya, saya pun langsung loncat-loncat kegirangan yang baru saja menemukan kalimat “we are pleased to inform you that the abstract you have submitted is accepted by the Executive Committee of PPC Kyoto 2016”

20 April 2016, I got this email :D
x






















SUBHANALLAH!!! (batin saya)

Saya pun merasa deg-degan melihat pemberitahuan email tersebut yang bilang abstrak saya diterima, rasanya langsung senang jingkrak-jingkrak dan pengen banget ngabarin langsung dengan orang-orang terbaik dalam hidup saya sesegera mungkin. Perasaan ini persis banget sama sewaktu saya terima pengumuman kelulusan SPMB. Sampai-sampai teman saya yang melihat tingkah saya pun bertanya, “apaan sih poy? segitunya ekspresi lo” dan saya pun hanya menjawab “Guys, kayaknya gue akan kembali ke Jepang akhir September 2016”. Mereka pun berkata “Cipoy, kereeeen banget lo!!!”

Aaaaaa, Alhamdulilah banget..senangnya berlipat-lipat sekali, pas sedang di Jepang dan membayangkan akan kembali dalam waktu dekat!!!

(dan pikiran pun berkata, “oh my god, apa yang mau gue tulis di paper ya”, hahaha)


THREE MONTHS REMAINING

Kembalinya saya dari liburan, saya pun tidak hanya memiliki oleh-oleh untuk teman kantor saya, saya pun sekaligus memiliki pekerjaan yang sudah menanti dengan amat manis. Rasanya saat itu ingin kabur lagi kemana gitu, rasanya kok gak betah banget sama suasana kantor. Tapi, saya langsung buru-buru mengingat kalau saya punya alasan untuk sementara bertahan dengan suasana kantor yang “berisik”. Dan hal yang bikin berisik itupun dikarenakan telah beredarnya berita bahwa saya akan pergi lagi ke Jepang untuk sebuah acara kongres. Beberapa teman ada yang mengucapkan selamat ke saya tapi ada juga yang ‘nyinyir’ ke saya. Tapi sudahlah, focus saya saat itu, saya harus menyempurnakan ide tulisan saya dan segera menuliskannya karena siapa tau saya pun menjadi salah satu orang yang beruntung untuk mempresentasikan karya saya tersebut kan?. (and you know, my dream came true!!! Alhamdullilah, di bulan Juni saya mendapatkan email yang menyatakan kalau saya diminta untuk mempresentasikan paper saya!)

Request to be Speakers of the 28th PPC Congress of Real Estate Appraisers, Valuers, and Counselors

Oke, singkat cerita selama 3 bulan tersebut, focus pikiran saya benar-benar tentang paper. Banyaak banget ke-khawatiran saya saat itu. Mungkin karena ini pertama kali bagi saya mengikuti kongres yang berisi orang-orang yang professional di bidang penilaian dan real estate. Saya sedikit merasa ‘minder’ karena yaa ampun saya masih cetek banget kan ilmunya di bidang penilaian dan real estate, terus udah 'sotoy alias sok tau' banget ngomong di depan orang-orang yang ahli di bidang tersebut. Saya pun kepikiran banget sama akomodasi yang harus saya keluarkan. Meskipun saya mendapatkan kesempatan gratis untuk acara kongresnya, tapi ternyata untuk akomodasi ditanggung sendiri. Tapi soal akomodasi ini tidak saya ambil pusing banget kalau memang harus menggunakan tabungan saya, yaudah gapapa juga toh kesempatan ini big opportunity banget buat saya melihat dunia professional. (Tapi alhamdulilaah sih, biaya akomodasi ditanggung kantor setengahnya ahahah)

Jadi, selama 3 bulan tersebut, jangan tanya waktu saya untuk apa ya. Selain mengerjakan pekerjaan kantor, waktu saya pun tersita untuk membaca, membaca, berfikir, dan menuliskannya.

Oke, next ke postingan selanjutnya tentang kongres international ya saya ikuti yaa guys :D

No comments: