Saturday, December 9, 2017

#DAY 3: Being Presenter in the International Congress

Usai mengikuti panel discussion, saya pun langsung merasa deg-degan banget. Langsung buru-buru kembali ke hotel untuk istirahat dan berlatih untuk esok hari. Meskipun sudah cukup menguasai materi yang ditulis, tapi ternyata saya punya ke-khawatiran terhadap pertanyaan yang akan diberikan penanya ke saya. Rasanya sudah kebayang banget, “Apakah bisa nanti saya menjawab pertanyaan mereka? Gimana kalau saya tiba-tiba nge-blank karena gak ngerti bahasa inggris mereka? Dan gimana kalau ternyata tulisan saya di kritisi sama orang Indonesia?” Huhuhu rasanya galau segalau galaunya. Karena banyak pikiran berkecamuk saat itu memikirkan kemungkinan, justru malah membuat saya untuk tidak menyentuh apapun terhadap paper saya. Saya lebih banyak chating dengan mama, berkali-kali minta di doain, berdoa sama Allah Swt minta diberikan ketenangan dan kelancaran menghadapi hari esok.

Dan pada pagi hari, saya pun sudah bersiap dengan diri saya, menggunakan pakaian yang rapi dengan membawa beberapa catatan kecil yang telah disiapkan. Pagi itupun saya merasa seperti ada banyak kupu-kupu yang menari di dalam perut saya, deg-degan, dan mencoba focus pada pikiran saya untuk memberikan sugesti agar saya berani tampil di depan orang-orang yang jauh lebih professional ketimbang diri saya.

Acara hari ketiga ini bernama “Simultaneous Workshops” yang terdiri dari 6 kelompok yang dimana 1 kelompok berisi 3-4 orang pemakalah. Kelompok ini kemudian terbagi ke dalam 2 ruangan, jadi dalam 1 ruangan terdiri dari 3 kelompok, dimana masing-masing kelompok memiliki waktu sekitar 1,5 jam. Peserta kongres lain boleh memilih sesuai dengan ketertarikannya ingin mengikuti workshop yang mana. Nah kebetulan saat itu saya masuk dalam kelompok 2A yang terdiri dari 4 orang (2 orang dari Indonesia termasuk saya, 1 orang Taiwan, dan 1 orang Korea).

Pada saat giliran kelompok 2A, semua pemakalah diminta untuk duduk di depan, kemudian bergantian untuk mempresentasikan isi dari makalahnya selama 10 menit. Setelah semua pemakalah mempresentasikan makalah kemudian diberikan kesempatan bagi peserta lain untuk bertanya namun tidak langsung kepada pemakalah (rasanya saat itu saya seneng banget karena pertanyaan akan ditampung terlebih dahulu). Selama saya duduk di depan saya, saya hanya memfokuskan pikiran saya terhadap apa yang ingin saya lakukan. Karena saya dapat giliran kedua dalam kelompok jadi saya sempet melihat penampilan teman saya kemudian saya mendapat kesimpulan untuk tidak terburu-buru dalam menyampaikan dan haruslah jelas kosakata yang disampaikan (sebenarnya ini tergantung ketika kita membuat bahan presentasinya juga siy). Ya walaupun diberikan waktu yang sangat terbatas tapi sebisa mungkin saya harus mampu mengendalikan ritme berbicara saya. Dan tibalah saya berdiri di depan microphone. Anehnya, justru saya merasa cukup tenang dan dapat menyapa peserta lain yang melihat saya. Saya pun merasa cukup lancar dalam berbicara walaupun masih ada sedikit kesan nervous. Tapi hal ini cukup wajar bukan? Saya hanya mencoba focus untuk sinkron terhadap apa yang saya bicarakan dengan slide presentasi saya. Karena saya sendiri lah yang menggerakan pointer untuk mengganti slide per slidenya. Sampai akhirnya saya selesai mempresentasikan tulisan saya. Huft rasanya puas aja!

Hingga kemudian moderator menutup sesi workshop kelompok saya karena telah selesai semua presenter menyampaikan isi paper-nya. Saya pun kembali ke tempat duduk dimana peserta Indonesia lainnya yaitu anggota MAPPI berkumpul, disitu saya mendapatkan ucapan selamat, dan tetiba ada orang Australia, Jepang dan Korea yang memberikan saya kenangan-kenangan dan kartu nama dan sedikit berdiskusi dengan paper yang saya bawakan. Rata-rata dari mereka tertarik dengan bahasan paper saya terutama bagian ketidaksesuaian zonasi dengan pemanfaatan ruang untuk ketenagalistrikan dan kompensasi yang diberikan kepada pemilik tanah apabila tanahnya digunakan untuk kelistrikan. Saat itu saya merasa excited banget banget! Gak menyangka ketika berdiskusi dengan mereka, bagaimana mereka memberikan pandangan yang sama tentang tema saya namun pada negaranya. Hal-hal kayak gini yang diluar ekspektasi saya banget, sampai-sampai temen saya bilang “ih banyak banget siy yang appresiasi lo, dan saya cuma bisa berucap syukur, dan ternyata ini menstimulus saya untuk berkarya lagi. Pokoknya rasanya bikin nagih banget deh, hehehe.

Selesai kegiatan workshop ini pun, saya merasa plong banget. Kemudian mengajak teman saya untuk berkeliling mengitari KICC ini yang belum sempat saya lakukan dihari pertama dan kedua. Dan mengingat hari keempat besok program PPC hanya berupa technical tour yang sudah pasti tidak akan kembali kedalam ruangan. Saya pun kemudian mengitari setiap ruangan yang bisa dimasuki, dan mendapati ternyata setiap ruangan dan bagian dari KICC ini di design sangat cantik, benar-benar multifungsi dan artistik banget.

Dari kegiatan mengitari KICC, kemudian saya kembali ke hotel untuk mempersiapkan diri bersama delegasi Indonesia lainnya untuk mempersiapkan “gala dinner”. Jadi gala dinner ini, setiap delegasi Negara akan menampilkan hiburan, boleh berupa tarian, nyayian atau apapun yang sifatnya entertain. Nah saat itu delegasi Indonesia akan menampilkan tarian poco-poco dengan kostum batik dan beberapa aksesoris. Euforia menghadiri malam gala dinner bagi saya sangat menyenangkan, karena selain bisa bersenang-senang dengan delegasi lainnya, saya pun bisa memperluas networking!. Moment-moment gala dinner dapat dilihat lewat foto dibawah ini. Enjoy!

No comments: