Wednesday, December 6, 2017

#DAY-1: What Should I Do?

Saat itu, tanggal 26 September 2016, penerbangan saya ke Jepang dengan menggunakan Garuda Indonesia tujuan Osaka. Saya merasa seperti de javu + excited + worried sama penerbangan kali ini. Saya de javu karena saya benar-benar mengulangi perjalanan ke Jepang 6 bulan lalu, saya excited karena saya merasa keren aja menjadi anggota termuda yang bakal ngomong di acara bergengsi, dan saya worried karena penerbangan ke Osaka mengalami penundaan salama 2 jam. Deg!

Langsung saya panik mencoba menghitung maju apakah saya akan terlambat menghadiri hari pertama kongres tersebut dan memikirkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi sehingga saya datang terlambat ke lokasi. Hal ini karena kegiatan diselenggarakan di Kyoto International Conference Center sementara penerbangan saya tujuan Osaka yang dimana masih membutuhkan waktu 3 jam untuk sampai Kyoto. Maka selepas saya sampai di Osaka saya harus melanjutkan perjalanan darat menggunakan Shinkansen ke Kyoto Station dan dari Kyoto Station pindah menggunakan kereta untuk sampai di KCIC.

How to get Kyoto International Conference Center, bisa download link ini yaa https://www.dropbox.com/s/6yrl6s0p12t93rl/from_kyoto_stn_to_icc.pdf?dl=0

Tapi, syukur Alhamdulillah ternyata saya masih punya waktu sekitar 2 jam sebelum kegiatan Welcoming Ceremony dimulai. Waktu dua jam inilah kesempatan saya untuk bersih-bersih dan mempersiapkan diri untuk kegiatan pertama pada program PPC.

Saya pun dengan merasa bingung karena tidak tahu apa yang akan dihadapi di hari pertama. Ya kalau diliat di jadwal yang ada hanya Registration dan Welcoming Ceremony. Nah karena gak ngerti apa-apa, yaudah deh langsung berprinsip “yang terjadi, terjadilah” hahahaha. Dengan mengumpulkan keberanian saya pun mencari ruangan dimana kegiatan welcoming ceremony ini diadakan. Karena ternyata KCIC ini gede buanget dan memiliki banyak ruangan. Ya udah deh muter-muter nyari dan ngikutin orang yang punya gerak-gerik ke tempat yang sama dan TADAA… ketemu! Oke masuklah saya ke dalam ruangan dengan menghampiri panitia yang ada di depan, diajak ngobrol namanya siapa dan darimana. Setelah itu, si panitia mengarahkan saya untuk gabung dengan peserta yang lain. Oke oke, saya pun memberanikan langkah dan lagi-lagi feel confused and awkward dihadapi. Yap, saya merasa bingung karena tidak saya temukan peserta Indonesia di dalam ruangan tersebut padahal di grup whatsapp ramai menanyakan pada berada dimana. Dan saya merasa bingung oh ternyata Welcoming Ceremony nya dengan konsep Standing Dinner!! Standing Dinner disini itu ya mirip-mirip lah kayak kita lagi kondangan ke pernikahan temen, dengan banyak makanan yang dihidangkan dan sambil ngobrol dengan orang-orang yang dikenal!! Nah, permasalahan bagi saya adalah saya ini kan baru pertama kali yaa ikut konfrensi international dan mana saya belum punya kenalan kan di kalangan professional di berbagai Negara. Dan yawda deh saya berdiri aja sambil makan, yang kemudian beberapa menit adalah orang Korea yang menghampiri saya dan menanyakan “kamu dari Indonesia kan”, “berapa orang yang kesini”, “kamu dari perusahaan apa”, “saya belum pernah ketemu kamu sebelumnya” (dengan gaya pertanyaan yang nyecer dan tanpa basa basi). Hmm, saya pun sedikit merasa terintimidasi dengan pertanyaan tersebut namun mau gak mau harus menjawab dan bersikap ramah dengan orang Korea ini karena setidaknya dia telah menyelamatkan saya dari kekakuan saya mengikuti welcoming ceremony. Dan disini pun saya langsung ngebatin, "oke walaupun saya terlihat muda itu bukan alasan lo minder, dan lo bisa lah nyinggung kalau lo adalah salah satu orang yang akan mempresentasikan makalah besok". Dan tidak lama setelah ngobrol dengan orang Korea tersebut datanglah orang dari Singapura dan Australia yang juga mengajak ngobrol, dengan pertanyaan yang sama dengan orang Korea tadi saya pun menjawab pertanyaan mereka, dan saya pun mempraktekkan suggesti saya tadi dengan menambahkan penjelasan saya ikut acara ini karena “I have big opportunity to present my paper tomorrow. (and you know what his responses? “Oh really, and this is my name card").

Oh Thanks Allah, ternyata yang perlu saya hadapi adalah hanya kepercayaan diri, dan jangan pernah mengecilkan kemampuan diri sendiri. Just believe with yourself and Allah  Swt will help you.

Epilog: Salah satu motivasi saya mengikuti Welcoming Ceremony ini karena benar-benar hanya untuk makan malam. Setelah perjalanan jauh dari Jakarta-Osaka-Kyoto saya perlu mengisi energi saya. Nah, karena tidak memungkinkan bagi saya memesan makanan hotel yang mahal kebangetan itu (maklum budget terbatas & juga butuh asupan yang banyak hahaha), maka terpaksa saya ikut Welcoming Ceremony tersebut, dan tidak disangka ternyata Welcoming Ceremony adalah sebuah kesempatan memulai networking. Meskipun saya merasa awkward tapi setidaknya saya sudah kenyang. Lol :D

No comments: