Thursday, March 27, 2014

24 Anniversary in Jayapura

Jayapura menjadi tempat hari ulang kelahiran saya yang ke 24 tahun. Ini kali pertama bagi saya memperingati hari kelahiran di luar Pulau Jawa. Maklum saja di keluarga saya hari kelahiran memang tidak dirayakan secara besar-besaran. Mama biasanya memperingatinya dengan membuat acara pengajian. Sebenarnya juga tidak ada yang spesial dari hari kelahiran saya ini. Hanya karena saya ingin menceritakan di blog sedikit bagian kehidupan saya tentang hari kelahiran maka saya niat sekali membuat postingan ini. Hehehehe. (Alasan sebenarnya: karena saya lagi magabut banget niy di kantor!) mhihihi

Well, Tujuh Belas Juni merupakan waktu saya dilahirkan di dunia ini. Tanggal tersebut hampir berada di tengah tahun dan tengah bulan di setiap tahunnya. Semenjak kecil, hari kelahiran di keluarga saya selalu diperingati hanya dengan pengajian sederhana. Nah, pada tahun 2013 lalu pun begitu, hanya saja pengajiannya dilakukan sebelum tanggal tujuh belas dan tepatnya di malam tanggal 15 Juni. Kenapa kok dilaksanakannya di tanggal tersebut? Yap, itu karena saya harus lagi kembali ke Jayapura untuk urusan pekerjaan. Waktu itu ceritanya, mama pun agak keberatan kalau saya harus pergi ke Jayapura lagi. Alasannya sepele banget, cuma karena naik pesawat ke Jayapura itu membutuhkan waktu yang cukup lama. *Padahal saya pernah berada di pesawat yang lebih dari 6 jam* ahaha. Untung saja ada papa yang dengan santainya mengizinkan saya karena papa selalu mengajarkan untuk professional dalam hal pekerjaan.

Dan kalau ditanya bagaimana rasanya ulang tahun di Jayapura? Maka saya akan menjawab: Biasa ajaaaa, tidak ada yang spesial disana! Ahahaha. Hmmb, memang siy ada yang tidak sempurna yaitu saya yang tidak bisa makan masakan special mama untuk saya di hari istimewa saya. Tapi, gapapa gapapa. Saya masih menerima banyak ucapan ulang tahun dari teman-teman saya meskipun kebanyakan ucapannya baru saya terima di waktu sore hingga malam hari. Dan itu karena agak susahnya sinyal hingga saya perlu mendapatkan sinyal WiFi di hotel. Hehe.

Oya, saya juga tidak sedih sedih banget, karena saat itu bos saya memberikan sepotong black forest dari restaurant di hotel. Yaa lumayanlah meskipun tidak sebesar yang biasa saya terima. Ahahaha. Tapi saya tetap ingin mengucapkan terima kasih untuk bos saya itu.

birthday cake 
Hal lain yang membuat saya tidak sedih banget, juga urusan kerjaan saya berjalan sangat lancar (Alhamdulillah, Thanks to Allah Swt). Hal tersebut pun yang menyebabkan saya punya cukup banyak waktu untuk have fun di Jayapura. Meskipun saya sudah 2 kali di tahun 2013 ke Jayapura, tetap saja saya belum pernah keliling Kota Jayapura. Untuk itu, saya pun banyak mengambil foto-foto yang menyenangkan. Hehehe.

Ahh yaa, saya pun merasakan makan fast food yang bernama “KFC” di Jayapura. Sebenarnya juga tidak ada yang istimewa dari KFC tersebut, jenis makanan dan minumannya pun hampir sama dengan yang di Jakarta meskipun tidak selengkap di Jakarta. Hal yang paling membedakan hanya harganya saja. Ini pun bisa di maklumin karena memang standar harga barang di Pulau Papua relatif lebih tinggi karena biaya transportasi yang mahal. Misalnya saja harga 1 potong ayam yang biasa kita beli kan berkisar 10 ribuan, nah di Jayapura bisa 14 ribuan. Kemudian, paket 5 ribu yang biasa kita kenal dengan nama paket goceng, nah di Jayapura harganya bukan 5 ribu lagi dan menurut saya harusnya nama paketnya pun disesuaikan bukan paket Goceng lagi karena harganya sudah menjadi 7 ribu disana. hehehe.

Saya pun sempat main ke pasar tradisional di Kota Jayapura, meskipun sudah tidak ramai namun masih ada mama-mama yang berjualan. Yap,mama merupakan sapaan halus dan paling disukai bagi kaum ibu-ibu di Papua. Bahkan nama pasarnya pun juga unik loh yaitu “Pasar Sementara Mama Mama Papua” Mhihihi. Pasar ini merupakan pasar sementara yang menampung pedagang khususnya bagi mama mama Papua yang sebelumnya berjualan di sekitaran swalayan Gelael, Jayapura. Barang-barang yang diperjualbelikan juga beragam. Tetapi barang yang menarik perhatian saya adalah buah pinang, sirih, kapur dan sagu di lapak kayu. Pinang dijual seharga Rp 1000 per dua buah, kapur seplasik kecil seharga Rp 1000. Hmbbh, saat disana pun saya sempat sedikit berfikir tentang tantangan yang dihadapi mama mama pedagang pasar yang kian hari kian berat. Harga barang yang semakin melambung menjadi semakin sulitnya mereka bertahan. Belum lagi jika yang diperjualbelikan adalah barang-barang yang berasal dari luar Papua, yang membutuhkan biaya angkutan. Sangat kasiaaan sekali dan saya pun belum bisa apa-apa. Well, saya pun berharap bisa belajar banyak secara fast-track untuk bisa berkontribusi dan pekerjaan yang saya lakukan bisa bermanfaat. aamiin

@Traditional Market
Selain main-main ke pasar, saya pun sempat jalan-jalan mengitari Kota Jayapura. Yap, meskipun gak ke tempat wisata yang terkenal di Jayapura hanya disekitaran pantai dan Danau Sentani. Saya pun cukup have fun menikmati perjalanan saat itu di Jayapura. 

From the Top 
Danau Sentani from DOK II
Festival Danau Sentani (baru tau setelah harus pulang) hiks
Okey, see u again in other story (*psst my bos wanna discuss with me about the project ..mhihihi)

No comments: