Monday, August 10, 2015

Rindu Indahnya Tao Toba

Kali ini saya ingin berbagi cerita, ketika saya ditugasi untuk pergi ke Kabupaten Samosir. Kabupaten Samosir adalah sebuah kabupaten yang letaknya di tengah-tengah Danau Toba atau di Pulau Samosir. Kabupaten ini menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang dikelilingi oleh Danau Toba. 

Jika bercerita tentang sejarah terbentuknya Danau Toba sangatlah akan panjang blog ini. Lagipula bukanlah keahlian saya karena saya tidak memahami seutuhnya ilmu geologi, dibutuhkan sharing dari teman yang pernah belajar/kuliah di geologi untuk membahasnya. Namun, sedikit saya cerita bahwasanya Danau Toba adalah danau vulkanik. Danau yang terbentuk akibat letusan gunung berapi, dan merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Proses terbentuknya Danau Toba oleh letusan gunung berapi yang membentuk kaldera, kemudian kaldera tersebut menampung air yang membentuk danau. Pulau di tengah-tengah danau terbentuk dari tekanan magma ke atas, namun tidak keluar magmanya, sehingga terbentuklah Pulau Samosir.

Namun, saya disini hanya akan berbagi tempat-tempat yang bisa dinikmati di Kabupaten Samosir berdasarkan pengalaman pribadi saya.

Untuk menuju Kabupaten Samosir dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu jalur darat dan jalur danau. Akses darat dapat dilalui via Jalan Tele yang menghubungkan Kabupaten Samosir dengan Kabupaten Humbang Hasundutan. Sementara jalur danau yaitu dengan menggunakan Kapal Ferry. Nah, saat itu kebetulan saya memilih menyebrang menggunakan Kapal Fery karena waktu tempuh yang relatif lebih singkat. Hanya dibutuhkan 1 jam untuk menyebrang dari Dermaga Ajibata-Tomok. 

Pelabuhan Ajibata
Tempat wisata yang saya kunjungi saat itu dan menarik perhatian saya adalah Museum Huta Bolon. Terletak di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Museum Huta Bolon merupakan tempat penyimpanan benda-benda kuno orang batak. Untuk masuk ke Museum ini sebenarnya gratis, namun saat itu ada beberapa anak kecil yang bermain dekat pintu masuk sehingga kami dikenakan tiket masuk. Huta Bolon merupakan rumah adat warisan dari Raja Sidauruk. Namun seiring dengan perkembangan pariwisata maka sejak 1969 bangunan ini dijadikan sebagai museum terbuka.

Rumah Bolon
Makan Raja 
Rumah Suku Batak
Syifa & Patung Sigale-Gale

Perkakas Kuno Suku Batak

Selain Museum Huta Bolon, ada beberapa tempat yang dikunjungi seperti:
  • Makam Raja Sidabutar, berada di Tomok, makam yang terbuat dari batu utuh tanpa persambungan yang dipahat untuk tempat peristirahatan Raja Sidabutar pengusa kawasan Tomok pada masa itu.
  • Batu Parsidangan, berada di Desa Siallagan adalah batu yang disusun sedemikian pada masa pemerintahan Raja Siallagan untuk tempat mengadili dan mengeksekusi para kriminal.
  • Pertunjukan Sigale-gale, berada di Tomok adalah kesenian rakyat berbentuk patung yang dibuat sedemikian sehingga dapat menari mengikuti irama musik tradisional gondang.
  • Tuktuk Siadong, kawasan berbentuk tanjung peninsula yang strategis sehingga saat ini menjadi pusat kegiatan wisata (central tourism district), dipenuhi oleh usaha hotel dan restoran serta pelukis dan pengukir.
Sebenarnya masih banyak tempat yang bisa dikunjungi. Karena saat itu tujuan saya tugas ada di sekitar Pangururan dan Kecamatan Simanindo maka pada lokasi ini saja tempat jalan-jalan saya. Alasannya karena saya tidak punyak banyak waktu disana. (*maaf ya bagi yang baca*) hehe

Salah satu tempat juga yang ingin saya ceritakan adalah tempat penginapan saya yang kece banget. Nama tempatnya Samosir Villa Resort yang berada di Tuk-Tuk. Villa ini menawarkan view yang ciamik dengan ornamen-ornamen dan ukiran asli Suku Batak. Konon katanya villa ini favorit bagi wisatawan loh, termasuk sayaaaa. 





Samosir Villa Resort
Tao Toba
Hmm, ada lagi yang menarik perhatian saya waktu mengunjungi Pulau Samosir. Yaitu pada saat saya menyebrangi Danau Toba dengan menggunakan Kapal Ferry. Di kapal ferry tersebut terdapat beberapa anak kecil yang mempunyai keahlian menyelam. Yap, mereka sangatlah ahli dalam mencari uang koin yang kami lemparkan ke Danau Toba kemudian mereka menyelam mencarinya. Jadi, mereka meminta saya melemparkan uang koin, mereka mencari uang koin tersebut, lalu uang koin tersebut untuk mereka. Lucunya, saat itu saya kehabisan uang koin nominal Rp 500 dan Rp 1000,- tapi saya punya beberapa uang koin nominal Rp 100-200. Nah, karena saya sangat menikmati pertunjukan mereka maka saya lemparkan saja uang tersebut. Dan tau gak? Mereka memprotes saya karena melempar uang dengan nominal kecil. Hahaha. Lalu, saya tanya kalau uang kertas bisa gak? Dan kata mereka "bisa kakak, ayo lempar lagi". Kemudian saya dihasut sama bos saya untuk meminta siy anak ini menyanyi dulu sebelum dikasih uangnya. Dan mereka pun menyanggupi. Berikut video yang mereka nyanyikan untuk saya saat itu. 


Ketika siy anak kecil ini selesai menyanyi, maka saya pun rooming seketika. Karena apa? karena lagu yang dinyanyikan adalah lagu batak lawas dan saya tidak sama sekali memahaminya. Setelah tanya sama bos saya, arti lagu tersebut seperti ini:

artinya: Danau Toba..di waktu itu bulan purnama, aku duduk berdua denganmu. Senang rasanya kala itu. Bulan menjadi saksi apa yang telah kau perbuat. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku. Hanya kamu yang memiliki aku. 

Ah romantis banget kan, dan percaya gak percaya, saya pun menjadi pengagum budaya batak. Penasaran banget sama Suku Batak sampai-sampai bercandaan saya dengan teman saya, "ah mau dong sama cowo batak" hahahahahaha.

NB:
Menceritkan perjalanan saya ke Pulau Samosir dilatarbelakangi karena 2 bulan lalu saya baru menyelesaikan novel Gelombang karya Dewi Lestari. Latar belakang yang dingkat merupakan budaya batak dengan lokasi di Danau Toba. Dan benar kata orang, keindahan Danau Toba membuat ingin kembali menikmatinya.


Salam Cipacipoy
Mei 2014

No comments: